Curug Cibeureum merupakan objek wisata yang terbentuk secara alami. Letaknya berada didalam hutan kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Secara administratif destinasi yang satu ini berada di Desa Cimacan, kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur.
Cibeureum merupakan sebutan dalam bahasa Sunda yang mempunyai arti air atau sungai merah. Apakah air yang mengalir berwarna merah? Tentu tidak.Â
Sematan merah pada air terjun atau curug ini tentunya mempunyai alasan tersendiri yaitu di bagian dinding-dinding tebing tempat air terjun ditumbuhi oleh jenis lumut merah (Sphagnum gedeanum) yang tumbuh secara endemik sehingga memberikan kesan warna merah. Sehingga disebutlan curug Cibeureum dari dulu sampai sekarang.
Sebelum datang kesini, jalan lupa membawa persediakan makanan dan minuman, karena untuk menuju Curug Cibeureum anda akan ditantang untuk menyusuri track pendakian Gede Pangrango yang tentunya anda akan merasa lelah. Jarak dari pos pertama (pos tiket) adalah sekitar 2,7 km dengan waktu tempuh normalnya sekitar 1 jam perjalanan. Kini jalan menuju curug berupa jalan berbatu yang disusun sedemikian rupa. Sehingga lebih nyaman untuk dilewati.
Mulai dari pos tiket, anda akan langsung disuguhi rimbunnya pepohonan yang menjulang tinggi. Pemandangan ini akan anda jumpai disepanjang jalan menuju Curug Cibeureum. Kiri-kanan jalan yang akan disusuri, anda akan dimanjakan dengan lebatnya pepohonan khas hutan hujan tropis.Â
Sesekali anda dapat melihat beberapa satwa hujan yang kebetulan lewat atau sedang beraktivitas seperti tupai, monyet, lutung, burung, dan jika anda beruntung anda dapat melihat Cangehgar, ayam hutan yang sangat sulit dijumpai. Jika dalam perjalan anda mengalami kelelahan atau kaki pegal, setiap jarak 1 km terdapat selter untuk tempat beristirahat sejenak.
Pada jarak sekitar 1 km sebelum Curug Cibeureum kami mampir terlebih dahulu ke danau alami bernama Telaga Biru. Danau yang berada di jalur pendakian ini merupakan tempat minum sejumlah binatang seperti babi hujan, macan, anjing hutan, dan kijang.
 Penamaan warna biru sendiri disebabkan oleh tumbuhan yang hidup didalam danau sejenis ganggang yang menyebabkan warna air di danau sekilas terlihat berwarna biru kehijau-hijauan. Dari tepi danau anda dapat mengambil gambar yang sangat memanja hati.
Dari Telaga Biru, anda akan melewati sebuah rawa bernama Rawa Gayonggong. Jika dulu untuk melewatinya selalu dalam kondisi basah/berair, becek, kini tidak lagi. Untuk melewati rawa ini ada jembatan sepanjang kurang lebih 250 meter yang berada diatasnya.Â
Diatas jembatan ini anda dapat menikmati suasana rawa yang terbilang menarik. Kondisi dibawah jembatan sangat rimbun dengan rumput dengan kondisi tanah yang basah, berair jernih. Kiri-kanan berdiri pohon-pohon yang menarik untuk objek foto.Â