Dan dibagian tengah jembatan, terdapat hamparan rumput ilalang yang tumbuh dengan tinggi dengan latar gunung Mandalawangi, gunung Masigit (masjid) orang lokal menyebutnya. Lokasi ini merupakan tempat pengamatan burung bagi para peneliti.
Setelah sampai diujung jembatan Rawa Gayonggong, akan ada tanjakan yang lumayan menanjak. Lalu terdapat selter Panyangcangan (dalam bahasa Sunda berarti tempat mengikat hewan). Dulunya tempat ini merupakan tempat diikatnya kuda tunggangan jika hendak ingin ke gunung.Â
Disini terdapat papan petunjuk arah bagi para pengunjung. Arah kiri merupakan track pendakian menuju Gunung Gede Pangrango dan arah kanan adalah arah menuju Curug Cibeureum.
Jarak Curug Cibeureum dari selter Panyangcangan ini sudah sangat dekat. Anda kembali akan melewati jembatan yang dibawahnya tanah berair jernih. Jika anda telah mendengar aliran air di sungai lalu beberapa saat kemudian terdengar gemuruh air, itu tandanya anda sudah berada di dekat Curug Cibeureum.Â
Healing pun tidak sampai di Curug Cibeureum, namun selama anda diperjalanan anda sudah healing dengan dimanjakan oleh berbagai keindahan alam disepanjang perjalanan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H