Mohon tunggu...
Wafiq Mafaza ramadhani
Wafiq Mafaza ramadhani Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Universitas Indraprasta PGRI

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Etika Emosi dalam Islam

14 Juni 2024   17:00 Diperbarui: 14 Juni 2024   17:04 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dari sudut pandang Islam, emosi juga merupakan ujian dari Allah. Hal ini berarti bahwa Allah telah menciptakan dalam diri manusia kemampuan untuk tertawa dalam diri manusia dan untuk menangis, untuk bersukacita dan untuk merenungkan penyebab hal tersebut. Begitu juga emosi identik dengan perasaan hati seseorang dalam menghadapi situasi, atau pengalaman, emosi merupakan persepsi dari reaksi terhadap situasi tertentu. Emosi umumnya dikategorikan sebagai positif atau negatif. Emosi positif biasanya membawa kesenangan, sedangkan emosi negatif menyiratkan kesusahan. 

Penyebab Timbulnya Emosi 

Faktor internal

Faktor internal yaitu terdapat dari perasaan diri sendiri, seperti perasaan tidak percaya diri pada diri sndiri, Perasaan kecewa terhadap diri sendiri, dll. Faktor intern lainnya dapat bersumber dari nafsu, sehingga Yusuf As, menyatakan : "Nafsu itu selalu mendorong kepada kejahatan kecuali (nafsu) yang diberi rahmat oleh Tuhanku" (QS Yusuf :53).

Faktor eksternal

Faktor eksternal yaitu timbulnya emosi seseorang terdapat dari luar seperti perlakuan seseorang di lingkungan sekitar, lingkungan sekitar maupun sekolah, keraguan atau was-was. Sebagaimana disebutkan dalam QS Al Hijr: 39 yang berarti "Iblis berkata: Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan ma'siat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya".

Cara menangani emosi menurut islam

Sabar dan bersyukur adalah salah satu cara untuk meredam emosi, sabar dan bersyukur memiliki peran penting dalam membentuk sikap dan mentalitas kita terhadap hidup. Keduanya membantu kita menghadapi tantangan dengan kepala tegak dan hati yang lapang. Dengan sabar, kita belajar untuk bersikap tenang dan tidak terburu buru dalam mengambil keputusan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun