Pernah mendengar kata Gunungkidul? Ya, Gunungkidul adalah salah satu kabupaten di Yogyakarta. Kabupaten yang sering mengalami kekeringan karena tanahnya yang tandus ini ternyata menyimpan berjuta keindahan tempat wisata terutama wisata pantai. Tak jarang para wisatawan dalam negeri maupun luar negeri memilih untuk berkunjung di kota ini yang terkenal sebagai surganya pantai dengan banyak pantai yang masih belum terjamah, bahkan kota ini sering disebut juga sebagai “Balinya Jogja”. Menghabiskan akhir pekan dapat dilakukan dengan mengunjungi pantai-pantai perawan yang ada di DI Yogyakarta, tepatnya di daerah Gunungkidul ini. Pantai-pantai perawan tersebut tersebar di sepanjang pesisir selatan kota gudeg ini, salah satu pantai perawan yang baru saja kami kunjungi adalah Pantai Ngitun. Pantai ini serasa milik pribadi!
Pantai ini belum begitu terkenal seperti pantai-pantai lainnya yang ada di Gunungkidul dan sekitarnya. Karena rasa penasaran akan keindahannya, kami berniat untuk mengeksplore pantai ini.
Pantai Ngitun ini berada diantara Pantai Watu Lumbung yang berada disebelah timurnya dan Pantai Pok Tunggal yang berada di sebelah baratnya, lebih tepatnya di kelurahan Pendes, Purwodadi, Gunungkidul, Yogyakarta. Rute yang kami pilih adalah melewati jalan Jogja-Wonosari. Setelah menaklukkan tanjakan Piyungan-Patuk langsung saja melanjutkan perjalanan sampai ke Wonosari kota. Di sini ada tiga rute, Pertama perempatan bundaran Playen ke selatan, rute kedua alun-alun kota Wonosari ke selatan dan rute ketiga langsung masuk jalan Baron (alun-alun kota Wonosari ke timur, ke selatan setelah lampu merah pasar). Kami pun pilih rute yang ketiga kali ini. Dengan mengendarai sepeda motor kurang lebih selama satu sampai satu setengah jam menuju tempat yang akan kami tuju dari pusat kota Yogyakarta.
Sesampainya Di TPR pertama kami tak lupa membayar uang retribusi seharga Rp 20.000 karena ternyata ini adalah TPR kawasan Pantai yang berbeda bukan termasuk Pantai yang ingin kami tuju, tak lupa kami juga menyempatkan diri untuk bertanya dengan penjaganya, tentang rute selanjutnya menuju lokasi pantai Ngitun selain berpatokan dengan petanya mbah google. Dari apa yang disampaikan penjaga TPR tadi saya mendapat info bahwa lokasi Pantai Ngitun masih lumayan jauh sekitar 10 KM lagi dan harus mencari papan petunjuk bertuliskan “Pantai Ngitun” diselatan jalan.
Setelah melanjutkan perjalanan kami sempat kebingungan karena belum menemukan tulisan tersebut, dan kami putuskan untuk balik arah ternyata tulisan tersebut sudah terlewati karena tulisannya memang kecil sehingga sulit untuk dilihat dari jalan. Kemudian kami menyusuri jalan yang sudah ditunjukkan oleh papan petunjuk tadi, setelah berjalan kurang lebih 1 KM kami menemui TPR kedua yaitu TPR Pantai Ngitun. Tak lupa kami membayar uang retribusi lagi seharga Rp 5.000 dan juga menanyakan kepada petugas TPR apakah masih jauh atau tidak, dan ternyata perjalanannya masih lumayan jauh kurang lebih 6 KM lagi. Benar-benar perjalanan yang cukup melelahkan.
Kami pun tak pantang menyerah sampai disini, kami terus melanjutkan perjalanan. Disepanjang perjalanan kami melewati perkampungan yang masih asri atau alami khas Gunungkidul. Dan akhirnya setelah perjalanan cukup jauh, pantai yang kami inginkan sudah didepan mata. Kamipun bergegas memarkirkan motor dengan tarif Rp 2.000, lalu setelah memarkirkan motor kami terdiam sejenak melihat keindahan alam yang tersajikan didepan mata kami. Sungguh indah ciptaan Tuhan ini, tak lupa kami berucap didalam hati untuk mensyukuri kenikmatan alam yang indah ini. Sungguh menakjubkan!
Setelah puas menikmati keindahan dan keeksotisan Pantai Ngitun ini, kami memutuskan untuk istirahat sejenak melepas lelah dengan membeli minuman diwarung dekat pantai yang telah tersedia dan tak lupa kami selalu membuang sampah pada tempatnya. Selanjutnya, kamipun bergegas pulang karena hari cukup cepat berlalu dan dengan melewati rute yang sama pula.
Sungguh pengalaman yang indah dan tak terlupakan dipantai perawan eksotis yang terkesan seperti pantai pribadi ,sangat memanjakan!.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H