Mohon tunggu...
muhammad wafiq islami
muhammad wafiq islami Mohon Tunggu... Mahasiswa -

mahasiswa ilmu komunikasi fakultas ilmu sosial dan humaniora UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta angkatan 2015

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Dibalik Kaki Gunung Merapi

4 Desember 2015   16:29 Diperbarui: 4 Desember 2015   17:42 357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cuaca sekarang yang tidak menentu, kadang hujan tapi masih terasa panas membuat objek wisata dikawasan kaki gunung yang terasa sejuk menjadi pilihan utama untuk dikunjungi oleh para wisatawan. Contohnya didaerah–daerah tempat wisata kaki Gunung Merapi, Magelang, Jawa Tengah.

Sejak letusan Gunung Merapi tahun 2010 silam, membuat vegetasi disekitar Gunung Merapi menjadi lenyap tidak ada pohon yang masih tegak berdiri, namun seiring berjalannya waktu pohon-pohon yang dulu hilang diterjang awan panas kini telah kembali tumbuh menjadi vegetasi baru yang lebih subur. Membicarakan tentang  Gunung Merapi memang tiada habisnya. Dibalik keganasan letusannya, kini merapi juga menyimpan sejuta keindahan alam yang disuguhkannya dan tak akan pernah habis untuk dijelajahi. Bukan hanya keindahan Gunung Merapi sendiri, dibalik kaki Gunung Merapi juga terdapat salah satu objek wisata air terjun yaitu Air Terjun Kedung Kayang yang terletak kurang lebih 5 Km  dari kawasan objek wisata Gardu Pandang Ketep Pass, lebih tepatnya di Desa Wonolelo, Sawangan, Magelang, Jawa Tengah.

Akhir pekan menjadi waktu yang tepat untuk mengunjungi tempat ini, karena cuaca juga cukup mendukung akhirnya kami putuskan untuk mengunjungi salah satu air terjun indah yang berada di kaki Gunung Merapi ini. Perjalanan menuju tempat wisata tersebut kurang lebih memakan waktu sekitar satu setengah jam lebih dari pusat kota Yogyakarta. Kali ini jalur yang kami pilih adalah melewati jalan Magelang – Yogyakarta, setelah sampai pada perbatasan Jogja – Magelang terus saja berjalan kurang lebih 5 Km hingga sampai Magelang kota yang jalannya searah lalu belok ke kanan atau timur melewati jalan Sleko – Talun. Setelah melewati jalan Sleko – Talun udara sejuk khas pegununganpun mulai terasa sedikit demi sedikit mengobati rasa lelah perjalanan jauh kami. Suasana khas pedesaan juga masih kental terasa, penduduknya yang ramah saling sapa menyapa hingga suasana pasar Talun yang masih ramai oleh pembeli dan pedagang yang menjajakan barang dagangannya. Sungguh pagi yang menyejukkan hati!

Sesudah kami melewati pasar Talun kami juga sempat melewati jembatan gantung yang unik dengan sungai yang banyak bebatuannya. Setelah melewati jembatan tersebut lalu ada persimpangan, pilih saja jalan menuju arah Ketep Pass yaitu jalan Boyolali – Blabak. Semakin lama perjalanan semakin sulit karena medan jalan yang terus menanjak ditambah sedang ada renovasi jalan, namun semua rintangan dan halangan tersebut tak kami hiraukan. Sesampainya dipertigaan jika ke kiri menuju Gardu Pandang Ketep Pass, maka ambilah jalur yang kanan menuju arah Boyolali. Berhati-hatilah dijalur ini karena banyak truk berpasir dan jalan yang berkelok-kelok serta licin sehingga membuat para pengguna jalan sering terjatuh.

Dan akhirnya setelah perjalanan cukup jauh dan melelahkan, objek wisata air terjun yang kami tuju sudah didepan mata. Cukup mudah untuk menemukan objek wisata air terjun satu ini, karena sudah terdapat papan petunjuk yang cukup jelas dan adanya gapura objek wisata yang terletak persis dipinggir jalan. Sampailah kami diparkiran lalu bergegas memarkirkan motor dengan tarif Rp 2.000 beserta tiket masuk seharga Rp 4.000/orang sungguh liburan yang hemat dan tidak menguras kantong. Perjuangan kami tak sampai disini, kami masih harus berjalan sekitar 500 meter melewati jalan setapak menuruni bukit yang cukup curam. Namun jangan khawatir dalam perjalanan menuruni bukit banyak terdapat tempat untuk bersantai melepas lelah sejenak bahkan jika sedang haus ada juga warung penduduk lokal yang menjajakan makanan dan minuman yang harganya cukup terjangkau pula. Bukan hanya fasilitas yang bisa dinikmati,  tetapi jika cuaca sedang cerah pengunjung juga bisa melihat pemandangan yang sangat indah Gunung Merapi dari kejauhan yang terlihat begitu anggun menampakkan diri dibalik rerimbunan pohon hijau membuat kami tambah bersemangat lagi untuk menuruni bukit yang terjal ini.

Setelah sekian lama kami berjalan sampailah kami disebuah air terjun yang begitu cantik jauh lebih cantik dari bayangan kami sebelumnya. Inilah Air Terjun Kedung Kayang, cantik, mempesona, eksotis dan sempurna. Sungguh menakjubkan keindahan alam yang satu ini!

Sejenak kami terdiam menikmati keindahan yang disuguhkan air terjun Kedung Kayang ini. Lalu kami bermain air yang mengalir dari air terjun ini yang terasa dingin dan menyegarkan menghapus lelah yang telah kami rasakan. Tetapi dibalik keindahan air terjunnya masih banyak juga terdapat sampah-sampah yang berserakan, mungkin karena lokasi yang berada disungai diantara tebing-tebing tinggi sehingga tidak tersedia tempat sampah.

Setelah puas melepas lelah dan menikmati keeksotisan Air Terjun Kedung Kayang ini, kami memutuskan untuk bergegas pulang karena hari juga cukup cepat berlalu dan kami pulang juga melewati rute yang sama pula.

Sekali lagi kami menyarankan, jika teman-teman ingin mengunjungi air terjun yang cantik ini, satu hal yang tidak boleh di lupakan adalah wajib membuang sampah pada tempatnya atau jika tidak ada tempat sampah bawalah pulang sampahnya dan jangan merusak alam yang sudah Tuhan ciptakan untuk kita. Karena kita wajib menyadari bahwa membuang sampah sembarangan itu sama saja perbuatan merusak warisan alam kepada anak cucu kita nanti, bisa merusak keindahan alam bahkan kelak juga bisa menyebabkan banjir. Maka dari itu kita juga wajib bersama-sama menjaga alam yang sudah Tuhan ciptakan untuk kita dan jangan lagi kita menjadi generasi yang serakah seenaknya sendiri membuang sampah sembarangan tanpa memikirkan dampak yang akan ditimbulkannya. Karena Tuhan menciptakan Alam Semesta untuk dijadikan tempat merenung bagi orang-orang yang berfikir!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun