Nasaruddin Umar adalah sosok ulama dan cendekiawan yang berhasil menyatukan dua dunia besar dalam hidupnya: agama dan politik. Lahir di Bone, Sulawesi Selatan, pada 23 Juni 1959, Nasaruddin dibesarkan dalam keluarga sederhana yang sangat menjunjung tinggi nilai-nilai agama. Sejak kecil, ia sudah menunjukkan minat mendalam pada ilmu agama, sebuah fondasi yang kelak mengantarkannya ke jabatan penting, seperti Imam Besar Masjid Istiqlal dan Menteri Agama di kabinet Prabowo pada tahun 2024.
Masa Kecil di Bone: Awal yang Sederhana
Bone, sebuah daerah pedesaan di Sulawesi Selatan, menjadi saksi awal perjalanan hidup Nasaruddin Umar. Ia tumbuh di keluarga yang taat beragama. Ayahnya, seorang guru agama di desa, menjadi salah satu sosok yang paling berpengaruh dalam membentuk kepribadian dan pemikiran Nasaruddin kecil. Di usia belia, ia sudah terbiasa dengan rutinitas mengaji dan belajar di madrasah. Kehidupan di Bone yang sederhana, namun penuh dengan semangat religius, membuatnya tumbuh menjadi anak yang disiplin dan tekun dalam menuntut ilmu.
"Setiap kali saya melihat anak-anak belajar di masjid, saya teringat pada masa kecil saya di Bone. Kami tidak punya banyak fasilitas, tapi semangat untuk belajar selalu ada," kenang Nasaruddin dalam suatu wawancara. Lingkungan yang minim fasilitas pendidikan justru mengajarinya tentang pentingnya ketekunan dan semangat belajar.
Perjalanan Akademik yang Gemilang
Selepas menyelesaikan pendidikan dasarnya di Bone, Nasaruddin melanjutkan pendidikannya ke Makassar, di Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin. Di sinilah bakat dan kecintaannya pada ilmu agama semakin berkembang. Ia mendalami tafsir Al-Qur'an dan pemikiran Islam dengan penuh dedikasi. Tak hanya di Indonesia, Nasaruddin juga memperluas cakrawala ilmunya hingga ke Eropa. Ia meraih gelar master dan doktor di bidang Studi Islam di Universitas Sorbonne, Paris, sebuah pencapaian yang membuatnya dikenal sebagai salah satu ulama Indonesia yang memiliki pandangan moderat dan mendalam tentang Islam.
Selain berprestasi di bidang akademik, Nasaruddin juga aktif menyuarakan keadilan gender dalam Islam. Ia sering berbicara di forum internasional tentang pentingnya Islam yang inklusif dan adil bagi semua umat, termasuk perempuan. Melalui pendekatan yang moderat dan terbuka, Nasaruddin mendapat banyak penghargaan sebagai tokoh yang mampu menjembatani isu-isu sosial dan agama.
Imam Besar Masjid Istiqlal: Amanah Besar