Mohon tunggu...
WAFIQ AZIZAH
WAFIQ AZIZAH Mohon Tunggu... Mahasiswa - INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI PARE-PARE

Seorang Mahasiswi di INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI PARE-PARE

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengenal Jabir Al-Hayyan (Bapak Ilmu Kimia Modern)

8 Desember 2023   20:08 Diperbarui: 8 Desember 2023   20:08 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

JABIR AL-HAYYAN

(BAPAK ILMU KIMIA MODERN)

  • BIOGRAFI JABIR AL-HAYYAN

Abu Musa Jabir bin Hayyan dikenal pula dengan nama Geber bagi khalayak Barat lahir di Tus, sebuah kota di Persia (kini wilayah Iran), pada 721M dan wafat di Kufa, Bagdad, Iraq, tahun 815M.
Ia merupakan anak dari seorang tabib bernama Hayyan Al-Azdi. Namun, kehidupan Jabir bin Hayyan sebagai alkemis tak bermula dari Tus atau kota-kota lain di Persia, melainkan di Yaman. Jabir bin Hayyan meninggalkan Persia menuju Yaman setelah ayahnya dijatuhi hukuman mati oleh Kekhalifahan Umayyah.

  • SEJARAH SINGKAT JABIR AL-HAYYAN

Jabir adalah seorang yang berketurunan Arab, namun ada juga yang mengatakan bahwa ia adalah orang Persia. Ayahnya bernama Hayyan al-Azdi berasal dari suku Arab Azd adalah seorang yang ahli di bidang farmasi dari kabilah Yaman yang besar yaitu kabilah Azad, dan sebagian besar dari mereka berhijrah ke Kufah setelah rubuhnya Bendungan Ma'rib. Disamping seorang yang ahli di bidang farmasi, ayahnya juga merupakan seorang yang mendukung Dinsati Abbasiyah dan ikut serta membantu meruntuhkan Dinasti Umayyah. Pada masa kekuasaan Bani Umayyah, ia hijrah dari Yaman ke Kufah yang merupakan salah satu kota pusat pergerakan syi'ah di Iraq. Ketika ayahnya sedang melakukan pemberontakan, ia tertangkap oleh pasukan Dinasti Umayyah di Khurasan, kemudian ia dieksekusi dan dihukum mati. Setelah ayahnya meniggal, Jabir dan keluarganya kembali ke Yaman dan ia mulai mempelajari al-Qur'an dan berbagai ilmu lainnya dari seorang ilmuwan yang bernama Harbi al-Himyari. Jabir kembali ke Kufah setelah Abbasiyah berhasil menumbangkan Umayyah dan mulai merintis karirnya di bidang kimia. Ketertarikannya dalam bidang ini yang membuatnya terus mendalaminya sehingga menjadi seorang ahli dalam kimia. Ada yang mengatakan, ketertarikan kepada kimia dikarenakan oleh profesi ayahnya sebagai seorang peracik obat. Jabir ibn Hayyan hidup pada masa dua dinasti, yakni akhir kekhalifahan Umayyah dan awal kekhalifahan Abbasiyah.

 Jabir kemudian mempelajari ilmu kedokteran pada masa Kekhalifahan Abbasiyah di bawah pimpinan Harun al-Rashd dari seorang guru yang bernama Barmaki Vizier. Jabir pun terus bekerja dan bereksperimen dalam bidang kimia dengan tekun di sebuah laboratorium dekat Bawaddah di Damaskus dengan ciri khas eksperimen-eksperimennya yang dilakukan secara kuantitatif, bahkan instrumen-instrumen yang digunakan untuk eksperimennya dibuat sendiri dari bahan logam, tumbuhan dan hewani. Di laboratoriumnya itulah Jabir berhasil menemukan berbagai penemuan besar yang sangat bermanfaat sampai saat ini, bahkan di laboratorium itu pula telah ditemukan berbagai peralatan kimia miliknya, dan setelah sempat berkarir di Damaskus, Jabir dikatakan kembali ke Kufah setelah terjadi tragedi Baramikah. Sekembalinya ke Kufah tak banyak lagi yang mengetahui tentang keberadaannya, namun dua abad setelah kematiannya barulah ditemukan laboratoriumnya seperti yang telah disebutkan tadi di atas. Di dalamnya didapati peralatan kimianya yang hingga kini masih mempesona, dan sebatang emas yang cukup berat.

  • KARYA KARYA JABIR AL-HAYYAN 
  • Sebagai ahli kimia, Jabir telah menelurkan banyak karya. Bahkan, diantara beberapa karyanya tersebut ada yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris. Beberapa karya Jabir yang tercatat antara lain:
  • 1. Kitab Al-Kimya (diterjemahkan ke Inggris menjadi The Book of the Composition of Alchemy)
  • 2. Kitab Al-Sab'een
  • 3. Kitab Al Rahmah
  • 4. Al Tajmi
  • 5. Al Zilaq al Sharqi
  • 6. Book of The Kingdom
  • 7. Book of Eastern Mercury
  • 8. Book of Balance (NN, 2012).

Karyakarya asli Jabir bin Hayyan, seperti "Kitab alKimya" dan "Kitab alSab'een,"  berisi  deskripsi  eksperimen  dan  prosedur  kimia  yang  ia  lakukan. Meskipun karyakarya aslinya telah mengalami banyak revisi dan terjemahan, mereka masih mencerminkan kontribusi Jabir dalam metode eksperimen.Dalam karyakaryanya, Jabir bin Hayyan memperkenalkan konsepkonsep penting dalam eksperimen kimia, seperti distilasi, sublimasi, dan pemurnian bahan kimia. Ia juga mengembangkan alatalat laboratorium untuk memfasilitasi eksperimen kimia, seperti alat destilasi. Dengan menerapkan metode eksperimen, Jabir bin Hayyan membawa ilmu kimia dari spekulasi filosofis ke ranah praktis yang berbasis bukti empiris. Kontribusinya dalam  pengembangan  metode  eksperimen  merupakan tonggak  penting  dalam  sejarah  ilmu  kimia  dan  berpengaruh  besar pada perkembangan ilmu kimia modern. Pendekatan  saintifik  yang  dikemukakan  Jabir  Ibn  Hayyan merepresentasikan sudut pandang yang berbeda dalam ilmu dan tradisi filsafat Islam. Di antara bukubuku penting lainnya adalah Kitab alZuhra (Kitab Venus) tentang  seni  mulia  alkimia.  Jabir  mendedikasikan  buku  ini  untuk Khalifah Abbasiyah  Harun  AlRasyid.  Bukubukunya  tentang  kimia,  termasuk KitabalKimya (Buku Kimia) yang sudah diterjemahkan menjadi bahasa inggris atau eropa sehingga dapat dipelajari dengan baik dan seksama.Berkaitan dengan ilmu kimia, Jabir bin Hayyan mengungkapkan pentingnya memahami hubungan antara falsafah dan ilmu mizan, Jabir menyatakan bahwa kaidah filsafat atau Sebagian kaidahnya merupakan bagian dari kaidahkaidah keseimbangan.  Pada  masa  Jabir  bin  Hayyan  terdapat  berbagai  cabang  ilmu pengetahuan relative yang belum banyak berkembang dan masih banyak yang berhubungan  dengan  pemikiran  filsafat.  Jabir  terlihat  memberikan  penekanan pada  pentingnya  memahami  filsafat  sebagai  landasan  awal  untuk  memahami berbagai fenomena kimiawi, dalam hal konsep miza. Karenanya menjadi sebuah tanda tanya, bila kemudian justru filsafat kimia relative tertinggal disbanding fisika dan biologi. Dalam perkembangan ilmu kimia justru orang aarablah yang sangat berkontribusi besar dalam penemuan sejumlah zatzat kimia seperti alcohol, asam sulfur, maupun asam nitrat. Kemudian bersamaan dengan itu juga, ditemukannya potassium, asam moniak sublimasi dan masi banyak lainnya. Jabir mengklasifikasikan unsurunsur alam menjadi tiga kategori: Pertama, unsur yang memiliki sifatsifat volatil dan dapat menguap ketika terkena panas. Kedua, unsurunsur logam seperti emas, perak, timah, besi, dan tembaga. Ketiga, unsurunsur yang bersifat batu dan dapat diubah menjadi bentuk debu seperti bubuk. Selain dari sisi pembelajaran kimia, beberapa contoh kontribusi Jabir lainnya adalah sebagai berikut:

  • Metode Eksperimen dalam Pembelajaran Kimia. Pemikiran seseorang sangat dipengaruhi oleh cara pandangnya terhadap persoalan mendasar yang  dihadapi  dalam  kehidupannya,  termasuk  aspek  pendidikan dipengaruhi oleh pandangan filosofis yang di anut oleh orang itu sendiri.. Dalam hal ini Jabir tidak jauh berbeda dengan para tokoh ilmuwan muslm lainnya.  Namun  dalam  aspek  epistimologis  Jabir  terlihat  memiliki pandangan spesifik dalam pendidikan islam. Jabir lebih mengedepankan metode  eksperimen,  yang  jika  ditelaah  berdasarkan  metodemetodeanalisis filsafat, merupakan salah satu metode yang cukup penting. Dalam pandangan Jabir, ilmu kimia identic dengan eksperimennya. Pembelajaran  kimia  yang  tidak  disertai  dengan  eksperimen  akan mendatangkan Kesiasiaan, karena jika kita melakukan eksperimen akan mengetahui apa yang telah terjadi pada sebuah penelitian atau pembelajaran. Dengan melakukan eksperimen siswa melakukan kegiatan yang mencakup pengendalian variable, pengamatan menggunakan alatalat praktikum  laboratorium.  Selain  itu  metode  eksperimen  juga dapat memperkaya pengalaman, mengembangkan sikap ilmiah dan hasil belajar akan lebih bertahan dan melekat dalam ingatan siswa. Namun eksperimen dari Jabir Bin Hayyan selalu dikaitkan dengan bidang filsafat dan sains dalam sejarah pemikiran islam dalam buku yang ditulis yang berjudul Kitab al Hudud. Dalam kitab tersebut membahas tentang konsep dan kualitas definisi, dimana menurutnya tujuan definisi adalah untuk melingkari esensi yang didefinisikan agar tidak mengecualikan yang tersedia di dalamnya dan tidak memasukkan itu sendiri dalam definisi.
  • Penyempurnaan Konsep Subllimasi. Jabir bin Hayyan memiliki kontribusi  penting  dalam  penyempurnaan  konsep  sublimasi.  Sublimasi adalah proses di mana zat berubah langsung dari wujud padat menjadi wujud gas tanpa melewati wujud cair. Konsep ini memiliki implikasi penting dalam kimia dan alkimia. Jabir sendiri yang menekankan tentang kuantitas  zat  berhubungan  dengan  reaksi  kimia  yang  terjadi,  sehingga dapat  dianggap  Jabir  telah  merintis  hukum  perbandingan  tetap. Kontribusinya  antara  lain  dalam penyempurnaan  proses  sublimasi,kristalisasi,  distilasi,  kalsinasi dan penguapan serta pengembangan instrument untuk melakukan prosesproses tersebut.
  • Kimia Unsur. Penemuan Jabir yang Berhubungan dengan Kimia Penemuan atau  unsur  oleh  Jabir  di  laboratorium  memberikan  perubahan  besar terhadap  dunia.  Ia  mengembangkan  eksperimen  sistematis  dalam penelitian  kimia,  sehingga  setiap  eksperimen  yang  ia  lakukan  dapat diproduksi kembali dalam arti tidak menghasilkan limbah. Laboratorium tempat bereksperimen juga telah membuatnya menemukan unsur unsur kimia seperti belerang, natrium karbonat, potassium karbonat, asam asetat, asam klorida asam sitrat dan beberapa unsur lainya.
  • Sifat Fisik dan Kimia Besi. Jabir bin Hayyan telah menghasilkan banyak karya dalam kimia dan alkimia yang membahas sifat fisik dan kimia besi. Karyakaryanya  sering  kali  berisi  eksperimen  dan  resepresep  untuk mengolah besi dan logamlogam lainnya. Beberapa di antaranya mencakup "Kitab alKimya" dan "Kitab alSab'een." Jabir bin Hayyan dianggap sebagai tokoh  yang  mengembangkan  teknikteknik  peleburan  besi  yang  lebih efisien. Ia juga memahami berbagai metode manufaktur yang melibatkan pengolahan  besi  untuk  pembuatan  alatalat  dan  senjata.  Dalam  karyakaryanya, Jabir bin Hayyan membahas konsep pembuatan logam campuran atau alloying. Ia memahami bagaimana mencampur besi dengan logamlogam lain untuk menghasilkan logam campuran yang memiliki sifatsifat yang diinginkan.Besi (simbol kimia Fe) memiliki nomor atom 26 yang menandakan bahwa ia memiliki 26 proton (angka ini stabil sepanjang semua varian Besi). Besi memiliki beberapa isotop. Isotop yang paling banyak adalah Fe56 (56 adalah perkiraan berat atom dari isotipe ini). Isotop Fe57 adalah salah satu dari empat isotop stabil (sebenarnya terletak di antara Fe56 dan Fe58 menempatkannya di posisi tengah di antara tiga yang paling stabil isotop, isotop kurang stabil ke4 adalah Fe54).
  • Pengembangan manfaat logam. Kontribusi Jabir bin Hayyan dalam karat dalam  metalurgi  mencakup  penelitian  dan  eksperimennya  terkait pembentukan dan pencegahan karat pada logam. Beliau mengembangkan teknik untuk menghambat korosi logam, yang pada dasarnya adalahpembentukan  karat.  Karyanya  membentuk  dasar  pemahaman  tentang prosesproses  kimia  yang  terlibat  dalam  pembentukan  karat  dan pengembangan metode antikarat, yang sangat penting dalam metalurgi dan  pelestarian  bendabenda  logam.  Jabir  melakukan  eksperimen  yang dapat  menghasilkan  persiapan  berbagai  logam,  pengembangan  baja,pewarnaan kain, penyamaan kulit dan masih banyak lagi. Ia juga berhasil menemukan  cara  pencegahan  karat  pada  besi  sehingga  penemuan  itusangat berharga dalam perkembangan unsur logam dari masa ke masa.

Referensi

Marizal, Muhammad, and Alhafidh Nasution. "Mengenal Jabir ibn Hayyan: JABIR IBN HAYYAN AND HIS CONTRIBUTIONS TO THE FIELD OF CHEMISTRY: A LITERATURE STUDY." Titen 1.1 (2023): 33-44.

"Abu Musa Jabir bin Hayyan". Dalam http://id.wikipedia.org/wiki/Abu_Musa_ Jabir_bin_Hayyan/ diakses pada 7 Desember 2023 pukul 18:50 WITA.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun