Mohon tunggu...
Muhammad Izzuddin Nurmuwafiq
Muhammad Izzuddin Nurmuwafiq Mohon Tunggu... Sekretaris - Mhs UIN Gusdur

MANCING

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

"Pengaruh Media Sosial Terhadap Anak-anak Zaman Sekarang Yang Memaksa Mengikuti Trend"

15 Desember 2024   23:23 Diperbarui: 15 Desember 2024   23:23 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Muhammad Izzuddin Nurmuwafiq

Media sosial memiliki pengaruh yang besar bagi kehidupan anak-anak zaman sekarang. Ada beberapa masalah serius yang dapat memicu kemunculan akibat penggunaan media sosial yang tidak sehat, terutama yaitu bagi anak-anak yang masih dalam tahap pertumbuhan.  Media sosial sekarang ini juga merupakan sudah menjadi bagian yang tidak dapat terpisahkan dari kehidupan anak-anak dan remaja sekarang. Dengan akses yang sangat mudah dan terbilang simple ke platform-platform populer seperti Instagram, TikTok, dan YouTube, mereka terpacu pada berbagai tren yang terus berkembang dari hari ke hari, Salah satu fenomena yang muncul dari penggunaan media sosial adalah Fear of Missing Out atau kerap disebut fomo.

Fenomena fomo ini bisa memberikan pengaruh yang serius pada perkembangan anak-anak terutama yaitu pada emosional dan sosial anak. Keinginan untuk selalu mengikuti dan ingin diakui oleh orang-orang terdekat dengan apa yang sedang viral seringnya memicu pada perilaku konsumtif dan membuat mereka merasa kurang puas dengan dirinya mereka sendiri. Di beberapa kasus, tekanan untuk mengikuti tren ini juga bisa berdampak negatif pada kesehatan mental, seperti munculnya rasa cemas, rendah diri, hingga isolasi sosial. Penting peran orang tua bagi anak untuk memahami bagaimana media sosial dan fenomena FOMO mempengaruhi anak-anak nya, serta mengambil langkah-langkah untuk membantu mereka menggunakan teknologi saat ini.

Dalam konteks ini, penting bagi kita sebagai remaja untuk memahami bagaimana pengaruh media sosial terhadap anak-anak zaman sekarang dalam memaksakan diri untuk mengikuti tren-tren yang sedang viral serta dampak-dampak yang memungkinkan berdampak negatif bagi si anak maupun remaja-remaja zaman sekarang yang memaksakan mengikuti tren-tren yang tidak berfaedah.

Kondisi seperti ini memicu pertanyaan tentang bagaimana media sosial mempengaruhi perilaku anak-anak, terutama dalam konteks mengikuti tren yang mungkin memberikan tekanan sosial yang tidak sehat. Dampak dari fenomena ini perlu dijelaskan lebih lanjut untuk memahami efektivitas jangka waktu terhadap perkembangan anak. Untuk mengatasi dampak negatif  Fear of Missing Out (FOMO) perlu teori yang harus diterapkan, salah satunya adalah Teori Perbandingan Sosial (Social Comparison Theory).

Perbandingan Sosial Upward memicu rasa tidak puas dengan ketidakamanan, perbandingan sosial upward adalah ketika seseorang melihat kehidupan orang lain yang lebih bahagia,l lebih sukses, lebih menarik di media sosial di banding hidupnya mereka sendiri, merasa bahwa mereka tidak memiliki pengalaman atau prestasi yang setara dengan circlenya, hal seperti inilah yang bisa memperburuk FOMO karena individu merasa bahwa mereka kehilangan kesempatan untuk mengalami hal-hal yang sama seperti mereka, dan sering kali merasa sedih karena merasa tidak sebaik atau tidak sepenuhnya terlibat dalam pengalaman yang sedang tren di kalangan teman-teman mereka, hal seperti itulah yang dapat memicu anak-anak ataupun remaja tidak bersyukur dengan hidupnya. Dampak dari rasa ketidakpuasan ini dapat memperburuk kecemasan sosial dan juga dapat menumbuhkan perasaan bahwa mereka harus mengejar gaya hidup atau pencapaian yang lebih tinggi agar merasa cukup baik ataupun dipandang waw. Hal yang semacam ini dapat mengarah pada peningkatan stres anak, terutama jika individu merasa bahwa mereka tidak memiliki sumber daya atau kesempatan untuk mengikuti apa yang mereka ihat di media sosial. Contohnya yaitu, semisal ada seorang anak melihat temannya mendapatkan banyak perhatian di media sosial karena pencapaian akademisnya maupun prestasi olahraganya, mereka akan selalu merasa tertekan untuk berusaha lebih keras untuk membuktikan bahwa dirinya bisa seperti mereka, terus-terusan begitu, apabila tidak bisa melebihi mereka ia akan merasa cemas jika hanya mencapai level yang sama, yang mengarah pada perasaan fomo.

  Perbandingan Sosial Downhard dapat meningkatkan rasa percaya diri dalam konteks keterbatasan, perbandingan sosial downward adalah ketika individu membanding-bandingkan diri mereka dengan orang yang tingkat kesetaraannya berada pada posisi yang lebih rendah dari mereka, diantara faktornya yaitu bisa kurang sukses, atau kurang kompeten. Perbandingan sosial downward ini seringnya berdampak negative seperti meningkatkan rasa percaya diri mereka karena individu merasa lebih baik dibandingkan orang lain. Di dunia media sosial, di mana tren sangat bisa sekali  mempengaruhi bagaimana orang dipandang, perbandingan sosial downward ini dapat membantu individu merasa lebih percaya diri tentang keputusan mereka sendiri. Mereka mungkin merasa bahwa meskipun mereka tidak mengikuti tren-tren terbaru, mereka tetap lebih baik ataupun lebih bahagia dibandingkan orang yang tidak dapat mengakses tren tersebut sama sekali. Perbandingan seperti ini dapat membantu mereka menerima bahwasanya tidak mengikuti tren bukan sesuatu hal yang buruk atau menyebabkan rasa tertinggal. Contohnya yaitu, ada seorang anak yang tidak mempunyai perangkat teknologi terbaru sebut saja hp, ia bisa merasa lebih baik dibandingkan teman-temannya dengan membandingkan dirinya dengan teman sekitarnya yang tidak pernah menggunakan teknologi atau media sosial. Hal seperti ini dapat membantu mereka untuk merasa lebih tenang dan tidak tertekan oleh kebutuhan untuk selalu mengikuti perkembangan tren.

 Media sosial mempunyai energi pengaruh besar terhadap anak-anak zaman sekarang, terutama yaitu dalam mendorong mereka untuk mengikuti tren yang tidak jelas atau kurang bermakna. Dorongan untuk tetap terlihat "kekinian" sering kali membuat anak-anak sekarang mengabaikan nilai dan juga manfaat dari aktivitas yang mereka ikuti, hanya demi mendapatkan sebuah pengakuan dari orang lain. Dampak dari fenomena seperti itu diantarannya, mereka bisa kehilangan jati diri, membuang waktu untuk hal-hal yang tidak produktif, dan menjadi rentan kepada tekanan sosial. Selain itu, tren yang tidak jelas sering kali mempromosikan perilaku negatif dan tidak sehat, seperti pemborosan uang, gaya hidup konsumtif, atau bahkan tindakan berisiko tinggi yang hanya bertujuan untuk mendapatkan perhatian semata.

 Untuk mengatasi hal seperti ini, penting bagi orang tua dan juga pendidik untuk memberi pemahaman tentang nilai-nilai positif dan membantu anak-anak mengenali dampak jangka panjang dari tindakan yang dibuat mereka. Pendampingan yang konsisten dan mendidik tentang penggunaan media sosial secara mendalam bisa membantu anak-anak memilih tren yang bermanfaat dan relevan, serta mengembangkan kepribadian mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun