Tasikmalayat, 14 Januari 2025 -- Dalam upaya memberantas maraknya judi online yang semakin meresahkan masyarakat. Moh Firman Febriansyah selaku Koordinator Kaderisasi Nasional (AISNU) menggagas pembentukan gerakan Santri Perangi Judi Online (SAPIDOL). Gerakan ini dideklarasikan dalam acara Kopdar Wilayah AISNusantara yang dihadiri oleh lebih dari 500 pesantren yang terdiri dari perwakilan 27 Kabupaten/kota se-Jawa Barat, bertempat di Pondok Pesantren Cipasung Tasikmalaya.
Firman menegaskan pentingnya peran pesantren dan santri dalam membangun kesadaran kolektif masyarakat untuk memerangi judi online. "Gerakan SAPIDOL ini adalah bentuk jihad sosial santri untuk menjaga nilai-nilai moral masyarakat. Dengan kolaborasi bersama pesantren-pesantren, kita ingin menciptakan gerakan masif untuk edukasi, advokasi, dan pencegahan judi online di tengah-tengah umat," ujarnya.
Kapolres Tasikmalaya yang hadir memberikan sambutan, menyatakan bahwa pihak kepolisian mendukung penuh upaya Satgas Sapidol. "Kami akan membantu Satgas dalam menindak para pelaku judi online, serta melakukan patroli dunia maya untuk meminimalisir dampak buruk dari perjudian," ujar Kapolres.
Fakhrudin Hidayat, Ketua Satgas Sapidol, dalam sambutannya mengungkapkan bahwa pembentukan Satgas ini bertujuan untuk melindungi santri dan masyarakat dari bahaya judi online. "Judi online tidak hanya merusak moral, tetapi juga mengancam masa depan generasi muda. Satgas Sapidol hadir untuk memberikan edukasi dan perlindungan, serta mengajak masyarakat untuk terlibat dalam perang melawan judi online," tegas Fakhrudin.
Muhammad Asyrof Abdik Salah Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat yang hadir dalam acara ini menyatakan dukungan penuh terhadap gerakan SAPIDOL. Dalam pernyataannya, ia mengapresiasi kinerja Listyo Sigit selaku Kapolri yang sudah membentuk satuan khusus judi online dan bekerja sama dengan Lembaga terkait, seperti PPATK, OJK, Kemkomdigi. Kedepannya Gerakan SAPIDOL yang secara khusus adalah barisan santri dan pesantren ini agar bisa berkolaborasi dengan baik.
"Kami di DPRD Jawa Barat akan mendorong kebijakan yang lebih tegas untuk mendukung upaya pemberantasan judi online. Kami juga siap menjembatani kerjasama antara pesantren dan pihak kepolisian untuk memastikan langkah-langkah penegakan hukum berjalan efektif. Keterlibatan langsung dari institusi seperti Polri akan menjadi kunci dalam mewujudkan gerakan ini menjadi gerakan yang berdampak luas," tegasnya.
Dalam kesempatan ini, Najmi atau sering disapa kakang selaku Koordinator Aisnu Jawa Barat juga mengajak Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk bergandengan tangan bersama para santri, ulama, dan masyarakat dalam mendukung gerakan SAPIDOL. Dukungan institusi Polri sangat diharapkan untuk memperkuat upaya penindakan terhadap pelaku judi online serta memberikan perlindungan kepada masyarakat yang rentan terdampak.
"Kami mengundang Bapak Kapolri untuk hadir dan bersama-sama memperkuat gerakan SAPIDOL ini. Dengan kolaborasi yang kuat antara pesantren dan kepolisian, kita dapat menciptakan langkah pencegahan dan penindakan yang lebih terstruktur dan efektif," ungkap Najmi.
Acara ini juga diisi dengan sejumlah kegiatan strategis, seperti:
- Workshop edukasi digital: Mengajarkan para santri dan pengurus pesantren cara mengenali dan melaporkan platform judi online.
- Diskusi interaktif: Melibatkan akademisi, tokoh agama, anggota DPRD, dan aparat penegak hukum untuk membahas strategi pemberantasan judi online.
- Deklarasi bersama: Penandatanganan komitmen kolektif oleh 500 pesantren untuk mendukung gerakan SAPIDOL.
SAPIDOL diharapkan menjadi model kolaborasi antara pesantren, pemerintah, dan masyarakat dalam menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan aman dari ancaman judi online. Kehadiran Anggota DPRD Tasikmalaya, Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat dan Kapolres Tasikmalaya menunjukkan bahwa gerakan ini memiliki dukungan penuh dari berbagai elemen masyarakat dan pemerintahan.