Sinopsis buku:
"Aku, Eliana si anak pemberani, anak sulung bapak dan mamak yang akan menjadi pembela kebenaran dan keadilan. Berdiri paling gagah, paling depan."
Buku keempat karya Tere Liye ini berkisah tentang Eliana, si anak pemberani yang melindungi tanah, sungai, hutan, dan lembah di kampungnya. Ketika keserakahan datang, Eliana dan teman-temannya bersatu untuk melawan. Dalam buku ini, tereliye menggambarkan sosok tokoh utama yaitu Eliana dengan karakter yang kuat dan inspiratif. Eliana digambarkan dengan sifat keberanian dan keteguhan hati yang luar biasa. Sehingga karakter tersebut memberikan pelajaran berharga tentang ketabahan dan integritas kepada pembaca dari segala kalangan usia.
Alur cerita dalam novel "Si anak pemberani" disusun baik oleh Tereliye sehingga membuat pembaca terus tertarik untuk mengikuti perjalanan Eliana. Gaya bahasa yang digunakan oleh Tereliye sederhana namun penuh makna membuat cerita ini mudah diikuti oleh berbagai kalangan usia, khususnya kalangan anak-anak dan remaja. Setiap karakter dalam novel ini digambarkan dengan latar belakang dan kepribadian yang jelas. Melalui buku ini, saya mengetahui bahwa menjadi anak sulung tidak selalu menyenangkan, bahkan Eli benci menjadi anak pertama.
Pesan moral dari novel "Si Anak Pemberani" adalah kejujuran selalu menjadi prioritas utama. Sesulit apapun kehidupan yang dialami Eli dan keluarganya, mereka pantang mencuri. Menjadi anak sulung tidak selalu mudah, saat diberikan tanggung jawab lebih oleh Mamak untuk mengurus adik-adiknya yang nakal, terkadang sebagai seorang kakak harus siap menerima akibatnya. Misalnya, jika Burlian dan Pukat sulit bangun pagi, dan Eli belum berhasil membangunkan mereka, maka dia yang akan diomeli oleh mamak. atau saat rambut Amel terpaksa digunting karena tersangkut sisir, Elilah yang dimarahi.
meskipun Mamak digambarkan sebagai sosok ibu yang galak, akan tetapi hatinya lembut dan penuh akan kasih sayang. saat Eli mengira Mamak membencinya, Wak Yati memberitahu Eli terkait apa yang dilakukan mamak untuknya selama menginap dirumah wawaknya. Wawak menyadarkan Eli bahwa mamak selalu bangun lebih awal dan tidur paling akhir untuk memastikan anak-anaknya mendapatkan makanan terlebih dahulu. Setelah mengetahuinya, Eli meminta maaf kepada mamak. Melalui sosok Eli, saya belajar menjadi kaka yang baik walaupun galak terhadap adik-adiknya akan tetapi sangat menyayangi mereka.
Secara keseluruhan, novel "Si Anak Pemberani" karya tereliye adalah karya sastra yang tak hanya menghibur akan tetapi memberikan banyak pelajaran hidup berharga. Tereliye membuktikan kepiawaiannya dalam menulis novel yang mampu menyentuh hati dan pikiran pembaca, menjadikan novel "Si Anak Pemberani" sebuah bacaan yang layak diapresiasi tinggi.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H