Mohon tunggu...
Waffa Azzahra
Waffa Azzahra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Universitas Pamulang

OOTD dan membuat konten

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Perkembangan Fisik

30 November 2023   07:50 Diperbarui: 30 November 2023   07:54 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Keberhasilan dalam bidang akademik di sekolah dasar menjadi yang utama. Oleh karena itu, hal tersebut sebagai salah satu pencapaian keberhasilan seorang siswa apresiasi bagi mereka yang memiliki kemampuan akademik tinggi akan sangat terasa. Sebaliknya bagi mereka yang duduk di bangku SMA, mulai mempunyai paradigma bergeser ke arah makna keberhasilan belajar. Perkembangan siswa akan langsung berhadapan dengan kompleksitas permasalahan yang dihadapi guru. 

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana perkembangan fisik, fisik ciri-ciri perkembangan dan perkembangan otak anak usia pendidikan dasar. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kepustakaan. Hasil penelitian ini adalah perkembangan fisik SD Usia anak pada dasarnya dipengaruhi oleh banyak faktor, baik faktor internal atau faktor eksternal. Perkembangan fisik siswa akan mempengaruhi proses belajar siswa, sehingga sangat penting bagi pendidik untuk melakukannya memahami ciri-ciri perkembangan fisik anak didiknya. Selain untuk kepentingan proses belajar mengajar, mengetahui ciri-ciri fisik siswa juga penting dalam hal mendekati siswa jika siswa mengalami hal yang harus dibantu oleh para pendidik.

Satu hal dalam belajar adalah hendaknya menjadi lebih baik untuk melihat  ke masa depan, belajar untuk mengantisipasi realitas hidup. Ini menjadi sangat  penting bagi masa kanak-kanak yang hidup dalam era globalisasi yang menuntut  keterbukaan dan kelunturan dalam pemikiran, serta kemampuan untuk  memecahkan masalah-masalah non rutin secara kreatif dan kritis. Dibutuhkan keterampilan-keterampilan tertentu untuk menyiapkan masa depan kanak-kanak  dengan belajar melalui penanaman nilai-nilai agama dan hidup dengan baik.

Orang tua terkadang banyak yang tidak tahu akan perkembangan yang  terjadi pada anaknya, sehingga mereka tidak tahu akan kecepatan dan  keterlambatan yang terjadi pada perkembangan anak mereka. Padahal jika telah  terjadi keterlambatan perkembangan pada anak, anak membutuhkan penanganan  yang cepat agar tidak berdampak bagi berkelanjutan mereka.

Anak-anak mendapat tempat istimewa pada masyarakat karena mereka menentukan generasi mendatang. Usia 2-6 tahun merupakan usia yang penting  dalam masa perkembangan, dan dalam masa-masa perkembangannya harus sangat diperhatikan. Orang tua harus memperhatikan beberapa aspek  perkembangan yang terjadi pada anaknya.

Pekembangan fisik, kognitif, dan psikososial anak pada masa 2-6 ini tidak  bisa dikesampingkan pentingnya. Ketiga perkembangan itu sangat penting dalam perkembangan anak, yang akan menentukan dan membawa perilaku anak sampai ia dewasa.

Secara garis besarnya, pertumbuhan dan perkembangan fisik peserta didik dapat dibagi atas tiga tahap, 7 yaitu tahap setelah lahir hingga usia tiga tahun, tahap anak-anak hingga masa prapubertas (3-10 tahun), tahap pubertas (10-14 tahun), dan tahap remaja (usia 12 tahun keatas). Berdasarkan tahap diatas maka anak usia sekolah (SD-SMP) dimasukan dalam tahap prapubertas dan pubertas awal, sedangkan anak SMP hingga SMA dimasukan dalam tahap remaja.8 Perkembangan fisik dan motorik anak harus dipertimbangkan dalam konteks tertentu. Mengangkat kepala atau duduk tanpa bantuan bayi bukanlah sumber eksklusif proses pematangan (yang bergantung pada usia) sebagai fisik dan karakteristik sosial lingkungan memainkan peran penting di dalamnya juga. Adolph dan Berger menggunakan contoh merangkak dan belajar berjalan untuk menggambarkan berapa banyak praktik sehari-hari dan harapan ibu dalam membesarkan anak-anak signifikan untuk menguasai tolok ukur motorik.

 Karakteristik Perkembangan Fisik 

Salah satu ciri kegiatan belajar mengajar adalah terjadinya interaksi antara guru dan siswa. Masing-masing memiliki tugas yang saling mendukung. Siswa bertugas untuk belajar dan guru bertugas mendampingi siswa dalam belajar. Dalam kegiatan belajar, siswa diharapkan mencapai tujuan pembelajaran tertentu yang meliputi tujuan umum dan tujuan khusus. Sesuai orientasi baru pendidikan, siswa menjadi pusat terjadinya proses belajar mengajar (student center) maka standar keberhasilan proses belajar mengajar itu bergantung kepada tingkat pencapaian pengetahuan, keterampilan dan afeksi oleh siswa. Oleh karenanya guru sebagai pendesain pembelajaran sudah seharusnya mempertimbangkan karakteristik siswa baik sebagai individu maupun kelompok. Memahami heterogenitas siswa berarti menerima apa adanya mereka dan merencakan pembelajaran sesuai dengan keadaannya. Program pembelajaran di sekolah dasar akan berlangsung efektif jika sesuai dengan karakteristik siswa yang belajar

Perkembangan fisik anak usia dasar pada dasarnya dipengaruhi banyak faktor, baik faktor internal atau faktor eksternal. Perkembangan fisik peserta didik akan mempengaruhi proses belajar peserta didik, sehingga sangat penting bagi pendidik untuk memahami karakteristik perkembangan fisik peserta didiknya. Salah satu ciri kegiatan belajar mengajar adalah terjadinya interaksi antara guru dan siswa. Sesuai orientasi baru pendidikan, siswa menjadi pusat terjadinya proses belajar mengajar (student center) maka standar keberhasilan proses belajar mengajar itu bergantung kepada tingkat pencapaian pengetahuan, keterampilan dan afeksi oleh siswa. Oleh karenanya guru sebagai pendesain pembelajaran sudah seharusnya mempertimbangkan karakteristik siswa baik sebagai individu maupun kelompok. Perkembangan otak mulai terjadi sejak masa parental, yakni kira-kira 25 hari setelah konsepsi. Pada masa awal perkembangan ini otak terlihat baru seperti sebuah tabung yang tidak rata dan sangat halu. Sekitar usia 5 hingga 20 minggu dari perkembangan janin dalam kandungan, bagian dalam dari ruang-ruang otak ini mulai memproduksi sel-sel neuron. Jumlah sel-sel neuron ini akan semakin banyak seiring dengan terbentuknya hubungan-hubungan baru akibat dari masuknya informasi ke dalam otak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun