Penurunan oksigen berdampak signifikan pada produktivitas dan keanekaragaman hayati laut. Lingkungan dengan oksigen rendah mengurangi keberagaman dan biomassa organisme eukariotik, seperti ikan dan krustasea, serta meningkatkan dominasi mikroba yang menggunakan jalur biogeokimia alternatif yang kurang efisien. Penurunan keanekaragaman hayati ini berdampak negatif pada ekosistem laut secara keseluruhan dan mengurangi kemampuan laut untuk menyediakan jasa ekosistem yang penting bagi manusia.
2. Ekosistem dan Jaring Makanan
Ekspansi zona minimum oksigen (OMZ) mengubah struktur jaring makanan laut. Organisme yang bergantung pada kondisi oksigen yang lebih tinggi, seperti ikan pelagis dan invertebrata, berkurang jumlahnya atau terpaksa bermigrasi ke wilayah dengan oksigen lebih tinggi. Hal ini mengganggu rantai makanan laut dan dapat menyebabkan penurunan populasi predator puncak, yang pada akhirnya mempengaruhi keseimbangan ekosistem laut. Selain itu, deoksigenasi meningkatkan produksi gas rumah kaca, seperti dinitrogen oksida (N2O), yang merupakan gas rumah kaca yang kuat dan berkontribusi lebih lanjut pada pemanasan global.
Tantangan dan Upaya Penanganan
1. Pemodelan dan Prediksi
Untuk memprediksi perubahan oksigen di masa depan dan dampaknya pada ekosistem, diperlukan model numerik yang lebih baik. Model ini harus mampu mengasimilasi data observasi yang lebih banyak dan memberikan proyeksi yang akurat pada skala temporal dan spasial yang relevan. Peningkatan pemahaman tentang dinamika deoksigenasi juga penting untuk mengembangkan strategi mitigasi yang efektif.
2. Pengurangan Emisi dan Nutrien
Langkah penting untuk mengurangi deoksigenasi adalah dengan menurunkan emisi gas rumah kaca secara global dan mengurangi pembuangan nutrien ke perairan pesisir. Ini memerlukan kebijakan mitigasi perubahan iklim yang kuat dan pengelolaan limbah yang lebih baik. Praktik pertanian berkelanjutan, pengolahan limbah yang lebih efektif, dan pengurangan penggunaan pupuk kimia adalah beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengurangi masuknya nutrien ke perairan pesisir.
3. Restorasi Ekosistem
Restorasi ekosistem pesisir, seperti hutan bakau dan lahan basah, dapat membantu menyerap nutrien berlebih sebelum mencapai laut. Ekosistem ini juga berfungsi sebagai habitat penting bagi banyak spesies laut dan membantu meningkatkan keanekaragaman hayati. Upaya restorasi ekosistem harus didukung oleh kebijakan konservasi yang kuat dan partisipasi masyarakat lokal.
4. Pendidikan dan Kesadaran Publik