Mohon tunggu...
Wafa Qonita Az
Wafa Qonita Az Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Si pemikir yang hobi membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Fenomena Banyak Masjid Sepi Jemaah di Indonesia

1 April 2024   14:00 Diperbarui: 2 April 2024   05:55 269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Fenomena banyak masjid namun sepi jemaah di Indonesia memanglah pemandangan yang sangat disayangkan. Miris, mengingat bahwa Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk muslim terbanyak kedua di dunia, sebanyak 236 juta penduduk Indonesia memeluk agama Islam. 

Di satu sisi, semangat membangun masjid di Indonesia sangat tinggi hingga pelosok daerah. Dapat dilihat dari jumlah masjid dengan bangunan besar dan megah yang terus bertambah setiap tahunnya. Bahkan ketika berada di perjalanan, tidak sulit untuk menemukan masjid dan siapapun boleh menggunakannya dengan gratis. Hal ini menunjukkan semangat keberagaman dan gotong royong masyarakat Indonesia dalam pembangunan masjid.

Namun, di sisi lain, pembangunan masjid tersebut tidak diimbangi dengan banyaknya jemaah yang memakmurkannya, terutama pada saat salat lima waktu. Masjid akan ramai dikunjungi hanya ketika shalat jum’at. Pada salat lima waktu, masjid lebih sering terlihat sepi, terutama ketika salat subuh. Keadaan ini menunjukkan masyarakat Indonesia hanya senang membangun masjid, namun tidak untuk menjadi bagian untuk memakmurkannya.

Menurut saya, banyak faktor yang menyebabkan sepinya jemaah di masjid-masjid di Indonesia. Pertama, kurangnya pemahaman tentang keutamaan salat berjamaah di masjid terutama bagi laki-laki. Kedua, kurangnya kesadaran masyarakat untuk melaksanakan salat di masjid. Banyak orang beranggapan bahwa salat bisa dilakukan di mana saja asalkan salat dapat terlaksana, sehingga tidak perlu ke masjid. 

Ketiga, sibuknya masyarakat dengan aktivitas duniawi. Kesibukan akan pekerjaan, kegiatan sekolah, maupun kegiatan lainnya membuat masyarakat tidak memprioritaskan salat berjamaah di masjid.

Keempat, kurangnya daya tarik masjid. Hal ini dapat dilihat dari segi kebersihan, kenyamanan, maupun kegiatan yang diadakan di masjid tersebut. Terakhir, kurangnya tokoh agama sebagai teladan. Adanya khotib ataupun imam yang memiliki ilmu dan wawasan agama yang mendalam dapat memberikan motivasi atau nasihat untuk mengajak masyarakat memakmurkan masjid.

Melihat kondisi tersebut, diperlukan upaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat untuk memakmurkan masjid. Upaya tersebut harus dilakukan bersama-sama oleh berbagai pihak, mulai dari pengurus masjid, masyarakat, hingga pemerintah. 

Meningkatkan kesadaran dapat dilakukan dengan mengadakan kegiatan ceramah, pengajian, ataupun ajakan melalui sosial media. Menciptakan daya tarik masyarakat terhadap masjid dapat dilakukan dengan meningkatkan kebersihan, kenyamanan, dan berbagai kegiatan menarik di dalamnya. Kualitas seorang khotib atau imam juga perlu ditingkatkan untuk memberikan teladan dan motivasi. 

Dengan kerjasama berbagai pihak, masjid diharapkan dapat menjadi tempat yang kembali  ramai dikunjungi oleh umat islam untuk beribadah dan menimba ilmu. Mari bersama-sama memakmurkan masjid untuk songsong peradaban Islam yang lebih baik.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun