Pandemi COVID-19 ini telah berlangsung lama satu tahun lebih, sebuah ketidakpastian yang tidak tahu kapan akan berakhir pandemi ini. Pada situasi pandemi COVID-19 ini banyak sekali tantangan yang perlu dihadapi oleh para orang tua dalam mendidik anaknya terutama dalam segi kesehatan mental anak. Karena sehat fisik saja tidak cukup melainkan kesehatan mental pun haruslah diperhatikan. Kondisi kesehatan mental anak selama pandemi ini menjadi perhatian khusus bagi para orang tua. Terlebih anak-anak harus terbiasa dengan sekolah pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau biasa kita sebut sekolah daring.
Ribuan anak, bahkan jutaan anak kehilangan bermain bersama teman-temannya di sekolah. Ribuan sekolah tutup yang mengakibatkan kehilangan kesempatan anak-anak untuk sekolah tatap muka dan menggantikannya melalui pembelajaran jarak jauh. Anak-anak dipaksa harus bisa berdaptasi dengan situasi yang berbeda dengan sebelumnya.
Dengan adanya kondisi pandemi seperti ini mengakibatkan anak-anak dipaksa harus tetap beraktivitas di rumah, menjalani karantina di rumah. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Smantha Brooks pada pertengahan Juni 2020 menemukan bahwa post- traumatic stress symptom (PTSS) meningkat kepada anak-anak sebesar 28-34%, dan tercatat 20% dari subyek penelitian tersebut mengalami ketakutan saat menjalani karantina di rumah. Sehingga beragam masalah kesehatan mental bermunculan, seperti kehilangan mood, depresi, insomnia, ataupun kelelahan secara emosi. Hal ini jika tidak diatasi secara serius akan mengakibatkan masalah serius bagi perkembangan anak pada masa depan. Maka perlulah orang tua memerhatikan kesehatan mental anak agar anak tetap merasa aman, nyaman, bahagia ketika belajar di rumah.
Salah satu upaya untuk tetap bisa memelihara kesehatan mental anak, serta menambah wawasan seputar kesehatan mental anak, adalah dengan adanya webinar kesehatan mental anak. Pada tanggal 25 Juli 2021, mahasiswa cianjur yang sedang mengikuti KKN TEMATIK UPI 2021 menggelar kegiatan webinar kesehatan mental anak yang berjudul: “Peran Orang Tua dalam Memelihara Kesehatan Mental Anak.” Webinar tersebut diikuti oleh semua kalangan baik orang tua, guru, mahasiswa, maupun anak-anak.
Narsumber webinar tersebut merupakan salah satu mahasiswa psikologi UNPAD yang memiliki pengalaman baik dalam bidang public speaking, sehingga tidak heran rasa antusias para audiens ketika webinar tersebut berlangsung. Menurutnya berikut ini beberapa hal yang perlu orangtua perhatikan ketika menghadapi kesehatan mental anak selama pandemi ini:
- Belajar kontrol emosi dan resolusi konflik dengan tepat
- Perhatikan ekspresi emosi di depan anak
- Koreksi perilaku anak saat berbuat salah
- Konsisten pada aturan dan sepakat dengan pasangan
- Atur gaya hidup dan aktivitas fisik anak
Berikut ini tips membimbing anak:
- Kenali kemampuan anak
- Mengetahui kegiatan yang dibutuhkan anak
- Jadilah manger bagi anak
Menurut Saskia Rosita Indasari, M.Psi seorang psikolog spesialis pendidikan WVI NTT mengatakan bahwa orang dewasa saja butuh menyesuaikan diri di situasi sulit ini, demikian juga anak-anak. Karena itu keluarga butuh menjadi satu tim yang kompak. Orang tua bisa mendukung, membimbing, menyemangi dan memastikan anak-anak untuk tumbuh serta berkembang di situasi pandemi saat ini.
5 hal yang bisa dilakukan para orang tua agar dapat menjadi teman belajar yang menyenangkan di rumah:
- Ubah cara pikir
- Fokuslah pada keterampilan anak
- Orang tua sebagai pelindung keselamatan bagi anak-anak
- Menyenangkan dan nikmatilah. Ciptakan suasana yang menyenangkan bisa bermain bersama, berolahraga bersama, ataupun hal lainnya.
- Konsisten. Usahakanlah punya waktu dengan anak setiap hari meskipun sebentar bisa dengan berdoa sebelum tidur, mengobrol pada malam hari, dan yang lainnya.
Rasa antusias dan keingintahuan para orang tua, guru, mahasiswa, anak-anak serta calon orang tua untuk mengikuti webinar tersebut, didukung dengan suasana yang hangat dan penuh khidmat. Maka tidak heran para peserta yang mengikuti webinar tersebut merasa puas.
“Dengan adanya webinar ini saya menjadi banyak tahu dan ternyata relate banget dengan situasi yang ada, yang disampaikan itu benar-benar relate dan pernah merasakan kondisi seperti itu. Alhamdulillah saya dapat ilmu, pengalaman, dan lebih tahu. Harapannya harus sering-sering ada seminar ini.” (Alfiyanti, salah satu mahasiswa yang mengikuti webinar ini)