Bayangkan 10 tahun lalu, mendengarkan musik adalah hal yang istimewa bagi seorang remaja. Sekarang, musik menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan remaja. Musik seolah sudah dalam genggaman, dan secara harfiah memang seperti itu. Musik juga sudah menjadi gaya hidup. Terkadang, kita bisa mengetahui sikap dan status sosial seseorang hanya dari apa yang ia dengarkan.
   Perkembangan aplikasi musik juga mendukung dan menawarkan akses yang lebih mudah ke jutaan lagu, playlist, dan konten musik. Hanya dengan mengandalkan internet, kita bisa mendengarkan musik dimanapun dan kapanpun, tanpa harus sulit mendownload terlebih dahulu. Tetapi, aplikasi musik juga berdampak terhadap perkembangan kehidupan remaja. Artikel ini diharapkan mampu memberikan edukasi tentang dampak positif, negatif, dan peluang dari aplikasi musik.
   Aplikasi musik memungkinkan remaja menemukan genre dan artis baru dari seluruh dunia. Tanpa disadari, ini membentuk selera musik remaja. Karena akses tanpa batas yang disediakan untuk menjelajahi genre baru. Baik musik dalam negeri, maupun luar negeri, baik dari Amerika, maupun Asia Timur.Â
   Algoritma aplikasi musik juga memengaruhi remaja dalam membentuk selera musik dan preferensi. Ditambah penggunaan Media Sosial dan konten video pendek yang berseliweran menggunakan audio yang sedang trend, menambah besar implikasi ke dalam pergaulan dan kehidupan remaja. Apalagi media sosial juga semakin bertransformasi dan berinovasi.
   Musik juga digunakan untuk setiap momen. Musik memengaruhi suasana hati dan membantu remaja meningkatkan konsentrasi. Seperti ketika belajar mendengarkan genre brown noise, ini bisa membantu mengimprovisasi konsentrasi. Ketika berolahraga mendengarkan genre brazilian phonk, bisa mengimprovisasi semangat dibanding berolahraga tanpa musik.
   Playlist yang dirancang khusus untuk berbagai aktivitas sehari-hari, seperti belajar, tidur, atau bersantai,bisa meningkatkan produktivitas. Walaupun terkadang, bisa memecah konsentrasi jika playlist yang dibuat tidak sesuai dengan kebutuhan. Misalnya playlist acak yang bisa mendistraksi konsentrasi dan suasana hati.
   Musik juga bisa berguna bagi kesehatan mental. Remaja menggunakan musik sebagai cara relaksasi dan pelepasan emosi yang positif. Ini dianggap sebagai terapi untuk meredakan stres dan kecemasan. Ini dibuktikan dengan banyaknya aplikasi yang menawarkan fitur podcast mental health, mindfulness, dan playlist relax yang memberikan atensi terhadap kesehatan mental.
   Fitur berbagi playlist bisa menghubungkan remaja melalui musik. Ini memungkinkan kolaborasi yang mendorong remaja untu saling berbagi selera musik. Lingkungan pergaulan dan status sosial juga bisa memengaruhi selera musik. Sehingga remaja cenderung tertarik dengan seseorang atau sekelompok orang dengan selera musik yang sama.
  Sebagai pribumi digital, mereka juga lebih bisa mengeksplorasi aplikasi musik. Mereka bisa membuat playlist sendiri, membuat musik sendiri, atau remix lagu favorit sebagai bentuk ekspresi kreatif. Ini dikarenakan aplikasi musik juga menyediakan fitur yang lebih memahami target pasar dan algoritma konsumen.
   Namun, resiko dari musik digital adalah ketergantungan. Seperti kebiasaan mendengarkan musik untuk durasi waktu yang lama, sehingga melalaikan kewajiban remaja sebagai pembelajar. Jika disertai dengan penggunaan headphone atau earphone, bisa memunculkan risiko adanya kerusakan fisik.Terutama pada pendengaran. Oleh karena itu, pentingnya menjaga volume serta durasi mendengarkan.
   Akan tetapi, musik digital bisa membuka peluang bagi remaja untuk menjadi konten kreator musik. Seperti membuat playlist lagu untuk belajar, playlist yang sedang populer, playlist untuk olahraga, dll. Dengan industri musik yang semakin besar, peluang menjadi seorang penyanyi sangat terbuka lebar. Dan usia tidak menjadi batasan.