Mohon tunggu...
Wafa Ali
Wafa Ali Mohon Tunggu... Jurnalis - Ali Wafa

Jika kamu bukan anak seorang raja atau anak seorang bangsawan, jadilah penulis. Imam Ghozali

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Nominal Tinggi Dapat Apa?

15 Oktober 2019   03:30 Diperbarui: 15 Oktober 2019   03:35 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar: dokpri

Status perguruan tinggi dengan angka nominal yang tinggi tidak heran terdengar dengan gaya kampus yang wow. Kurikulum, status jam kampus, fasilitas ruang kuliah bahkan lokasi parkir pun, mungkin telah tergambar jelas dalam imajinasi perkuliahan masa depan. Itupun tergambar di benakku saat aku jadi calon maharu di salah satu perguruan tinggi Surabaya.

Jam 18.30 adalah jam masuk kuliahku saat itu, aku segerakan diri berangkat kampus sebelum jam masuk kuliah. Sampainya disana saya langsung masuk ke kelas kuliah pertamaku, aku kaget saat itu pula, melihat ruang kelasku yang aneh, sampai aku mengira aku salah masuk kelas, ternyata benar itu adalah kelasku. Sebersit benakku berkata "kk bagusan sekolah SMA ku yaaa". Tapi itu tidak menjadi masalah bagiku, karena niat belajarku dari awal.

Matkul pertama dimulai, aku mengeluarkan seluruh peralatan yang sudah aku siapkan dalam tas. Jelang beberapa menit dosen yang di depanku langsung pamit keluar, aku kaget ke dua kalinya. Hanya menyampaikan beberapa kata langsung selesai, saya lihat dijadwal ternyata matkul pertama dari jam 18.30 - 19.30. Aku heran dan bertanya-tanya "ini kampus apa sekolah SMA yaaa".

Aku pun mulai merasakan kegelisahan dengan kampusku, apalagi dengan naiknya UKT (uang semester bahasa kampusku) yang naik 70%. Sekilas saya mendengar kenaikan itu gegara kampusku yang sudah mendapatkan nilai B, eh salah maksudku, salah satu fakultas yang terakreditasi B.

Iya, awalnya kampusku beralreditasi C tapi sekarang alhamdulillah sudah akreditasi B itupun hanya salah satu fakultas saja.

Banyak dan banyak kejanggalan yang saya dapati dari kampusku, pernah saya dengar sekelumit kata dari orang dalem kampus,  "kami ini menerima kalian apa adanya, maka kalian harus juga menerima kami apa adanya".

(Apa adanya) mungkin lebih tepatnya adanya apa, 19 tahun kampusku berdiri tapi aku (mahasiswa) masih belum mendapati hak-hak kami.

#NominalTinggiDapatApa

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun