Menjelang Idul Adha 1443 H, Green Kurban - Sinergi Foundation menargetkan 30 kabupaten di 16 provinsi untuk menjadi wilayah distribusi Green Kurban. Penyaluran tersebut dilakukan di wilayah miskin, rawan akidah, konflik, dan rawan bencana.
CEO Sinergi Foundation Asep Irawan mengungkap, alasan pemilihan wilayah tersebut adalah karena tidak meratanya distribusi daging kurban selama ini. "Seringkali menumpuk di kota, sementara wilayah-wilayah marginal masih banyak yang tidak tersentuh kurban karena kesenjangan ekonomi," katanya.
Ia mengumpamakan warga Kalobi, Papua Barat, yang sempat jadi target distribusi Green Kurban. Masyarakatnya hidup di  bawah garis kemiskinan. "Jangankan bisa berkurban, untuk bertahan hidup melalui hasil laut yang tak pasti saja masih kesusahan," kata Asep.
Ada pula warga Cikuluwung, Cisolok - Kabupaten Sukabumi, yang menurut sesepuh setempat tidak pernah terpapar kurban sejak zaman penjajahan Jepang. Selain karena penghasilan yang minim, juga karena akses lokasi yang pelosok dan terpencil.
"Itu hanya 2 titik di Indonesia. Kami meyakini, ada lebih banyak lagi masyarakat di penjuru negeri yang masih belum merasakan kurban," tutur Asep.
Itulah sebabnya, Green Kurban pun terus mengekspansi titik-titik distribusinya ke wilayah yang jarang disentuh. Titik-titik tersebut di antaranya pelosok: Aceh, Sumatera Barat, Jambi, Lampung, Bangka Belitung, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, DIY, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi, dan Papua.
Asep mengharapkan, dengan begitu, kebahagiaan kurban dan Idul Adha bisa dirasakan oleh semua orang. []
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H