Ini tentang pengalaman pribadi saya....
Hari itu cuaaca agak sedikit mendung,pagi-pagi sekali saya menjemput teman saya,Agustina namanya.Rencananya hari itu saya akan pindah kos.Saya meminta Agus untuk menemani saya mencek kamar kos.Sesampainya disana,kami melihat-lihat suasana dan kondisi kamar kos tersebut.Setelah melihat-lihat akhirnya saya memutuskan untuk menempati kamar tersebut.Tanpa berpikir panjang,saya dan Agus segera mengangkut barang-barang dari kamar lama ke kamar kos yang baru.Kami mengangkutnya hanya menggunakan motor saja tidak memakai jasa mobil angkutan barang.
Setelah semua barang sudah berada di kamar kos yang baru,saya bersama teman saya menuju disebuah tempat untuk membeli kasur berhubung kasur yang lama sudah rusak.Beberapa menit, berhentilah kami disebuah toko.Saya memarkir motor saya tidak jauh dari tempat kami berdiri.Pada saat kami sedang bernegosiasi dengan pemilik toko,ada 3 orang lelaki berhenti di sebelah motor yang saya parkir.Salah satu dari mereka hendak membeli sebuah sepeda anak-anak.Dia hanya menanyakan harga,tidak membeli.Tidak lama kemudian mereka pergi.
Setelah kami bernegosiasi dan deal masalah harga,akhirnya saya memutuskan untuk mengambil barang tersebut.Dan saya hendak mengambil tas yang saya simpan di dalam bagasi motor.Betapa terkejutnya saya melihat tas saya tidak ada di dalam bagasi.Saya sangat terkejut dan panik pada saat itu. Teman saya Agus berusaha menenangkan saya, kalau-kalau tas tersebut tertinggal di kost.Dan akhirnya kami kembali ke kost untuk mengecek tas tersebut.Didalam perjalanan saya sudah yakin bahwa tas tersebut sudah hilang.Sesampainya kami disana,benar..tas itu tidak ada disana.
Kami kembali lagi ke toko tersebut dan bertanya kepada pemilik toko.”Astaga dek,cocokmi diambil tasmu karna ada tadi 3 laki-laki tadi duduk dekat motormu itu,mereka kayanya yang ambil”.Betapa hancurnya hatiku saat itu Handphone,dompet,uang,kartu-kartu berhargaku,semua ada disana.Badanku terasa lemas,takut, apa yang harus saya katakan pada keluarga dikampung,dan saya pun tidak sadarkan diri.
Setelah siuman,saya menghubungi keluarga dirumah,dan untungnya mereka tidak memarahiku,bahkan menguatkan saya.Betapa bersyukurnya saya pada saat itu.Mungkin ini ujian,apalagi ini bulan ramadan.Mungkin kita kurang sedekah,akhirnya Tuhan menegur dengan cara seperti itu.Setelah mendengar kata-kata itu hatiku agak sedikit tenang,walaupun pada kenyataannya masih menyisahkan trauma sampai saat ini.
Itulah pengalaman saya,semoga bermanfaat...............
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H