Mohon tunggu...
SAS SAS
SAS SAS Mohon Tunggu... -

Penyair Sepi. Pencinta Anak Istri.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Dunia Kita Berbeda Tapi Sama

1 Oktober 2014   14:54 Diperbarui: 17 Juni 2015   22:49 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dunia Kita Berbeda Tapi Sama

[caption id="" align="aligncenter" width="540" caption="Dunia Kita Berbeda Tapi Sama"][/caption] Gambar Di Sini kutanyakan kepadamu, duniamu halus dan harum kan? setelah kulihat perbedaan engkau menggeleng pelan, duniamulah bukankah duniaku kasar dan tebarkan busuk? itu luarnya, luarnya... duniaku halus duniaku harum mungkin bagimu, tidak bagiku aku rasakan sebaliknya tidak seperti duniamu betapa halus harumnya duniaku halus dan harum, begitukah? kau mengangguk, kulihat demikian, ingin kumasuki duniamu jangan, jangan, nanti duniamu makin berat engkau rasakan biarkan duniaku yang sesungguhnya kurasakan amat kasar dan amat busuk ini kuenyam sendiri saja sebab kuyakin engkau menghiburku duniamu halus dan harum kan? balik kautanya aku, tak percaya giliran aku menggeleng perlahan aku ingin merasakannya! jangan, sudah kubilang... pokoknya biarkan aku merasakannya! mungkin duniamu yang kasar dan busuk! halus dan harum bagiku kaudorong dadaku sekerasnya tetap kuhalangi maksudmu kulihat merah memelas memancar dari sepasang matamu masuklah, masuklah.. kulepas dekapanku baru beberapa langkah kau masuk engkau semburat keluar aih telah kurasakan! aih telah kubuktikan! kau menghambur memelukku thanks my love..! thanks!! aku makin yakin engkau coba hiburku dan simpan satu penjelasan tegas --duniaku kasar dan busuk duniamu halus dan harum-- benarkah demikian? tidak! tidak! dunia kita sama.. halus dan harum sembunyikan kekasaran dan kebusukan dunia kita sama.. kasar dan busuk sembunyikan kehalusan dan keharuman ------- *) WAC Sasono si Penyair Sepi **) di Kebonsari di suatu hari di tahun itu

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun