Mohon tunggu...
Wachid Hamdan
Wachid Hamdan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Sejarah, Kadang Gemar Berimajinasi

Hanya orang biasa yang menekuni dan menikmati hidup dengan santai. Hobi menulis dan bermain musik. Menulis adalah melepaskan lelah dan penat, bermusik adalah pemanis saat menulis kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Mengupas Gagal Paham Masyarakat, Tentang Glaukoma yang Sebabkan Kebutaanku!

17 Oktober 2024   08:55 Diperbarui: 17 Oktober 2024   09:33 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Lalu yang dialami penulis yang mana? Kondisi glaukoma yang penulis alami karena faktor genetika yang diturunkan dari simbah dari jalur bapak. Jadi bukan karena faktor penyakit gula, ya. Karena itulah kini penulis menjadi difabel netra yang totalitas. Maksudnya sudah tidak memiliki sisa pengelihatan. Atau bahasa kerennya adalah "totally blind."

Selain itu, ada beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami glaukoma. Faktor-faktor tersebut termasuk usia di atas 60 tahun, riwayat keluarga yang menderita glaukoma (seperti yang penulis alami), kondisi mata seperti rabun dekat (hipermetropi) atau rabun jauh (miopi), serta penyakit tertentu seperti hipertensi, diabetes, atau penyakit jantung. Penggunaan obat kortikosteroid dalam jangka waktu lama, terutama obat tetes mata, operasi mata sebelumnya, dan cedera mata sebelumnya juga dapat meningkatkan risiko glaukoma.

Tapi masyarakat harap tenang. Tidak semua pengidap glaukoma pasti berujung buta. Selama terdeteksi sejak dini, manut anjuran dokter, rutin memakai obat sesuai resep, dan tentunya rajin-rajin kontrol mata, bisa menjadi penghambat glaukoma, agar tidak mudah mencuri penglihatan kita. Silakan cek ke dokter mata terdekat. Tidak usah takut, semua itu pasti ada solusinya.

Jadi, penyebap glaukoma itu bukan penyakit gula (diabetes) saja. Ada banyak faktor yang bisa memicu orang terkena penyakit mata ini. Terus, tidak ada kaitan antara gula dengan "glau" yang ada pada kata glaukoma. Mulai sekarang harusnya lebih tercerahkan, dong. Siiip! Jaga terus kesehatan mata anda semua,ya. Supaya tidak perlu mengalami kebutaan seperti penulis.

Referensi

Boyd, K. (2023, desember 04). What Is Glaucoma? Symptoms, Causes, Diagnosis, Treatment. Retrieved from www.aao.org: https://www.aao.org/eye-health/diseases/what-is-glaucoma

Hospitals, T. M. (2024, Agustus 29). Glaukoma - Pengertian, Penyebab, Gejala, dan Pengobatannya. Retrieved from siloamhospitals.com: https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/apa-itu-glaukoma

Nindhyatriayu, A. (2022, Maret 11). Deteksi Dini Glaukoma untuk Mencegah Kebutaan. Retrieved from rs.ui.ac.id: https://rs.ui.ac.id/umum/berita-artikel/artikel-populer/deteksi-dini-glaukoma-untuk-mencegah-kebutaan

Rezeki, S. (2021, februari 06). Hindari Kebutaan Permanen Akibat Glaukoma. Retrieved from bpbatam.go.id: https://bpbatam.go.id/hindari-kebutaan-permanen-akibat-glaukoma/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun