Mohon tunggu...
Wachid Hamdan
Wachid Hamdan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Sejarah, Kadang Gemar Berimajinasi

Hanya orang biasa yang menekuni dan menikmati hidup dengan santai. Hobi menulis dan bermain musik. Menulis adalah melepaskan lelah dan penat, bermusik adalah pemanis saat menulis kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Budaya Lokal Lenyap, K-Pop Merajalela, Ketika Indonesia Kalah Pesona

3 Oktober 2024   04:40 Diperbarui: 3 Oktober 2024   05:08 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sebut saja globalisasi---fenomena yang bikin dunia ini nggak punya batas lagi. Informasi, ekonomi, budaya, politik, semuanya campur aduk kayak rujak di deket kampus saya. 

Musa, dalam artikel berjudul "Dampak Pengaruh Globalisasi Bagi Kehidupan Bangsa Indonesia" tahun 2015, menjelaskan bahwa arus globalisasi ini bikin manusia-manusia di seluruh dunia saling ketergantungan. Bayangin aja, dari urusan perdagangan, wisata, sampai urusan idol-idolan, semuanya jadi interaksi lintas batas. Hilang sudah tembok-tembok antarnegara.

Nah, di Indonesia, kultur dan budaya khas kita lagi-lagi mulai tergerus. Pelan tapi pasti. Dan siapa yang lagi-lagi jadi kambing hitam? Yup, budaya Pop Korea alias K-Pop. Udah bukan rahasia lagi kalau demam K-Pop ini bikin generasi muda Indonesia kehilangan arah (dan mungkin juga dompet). 

Mulai dari Super Junior, Blackpink, EXO, TWICE, ITZY, NCT, TXT, sampai BTS, semua grup ini bikin anak muda kita mabuk kepayang. Data dari matamatamusik.com aja mencatat kalau BTS jadi boyband terpopuler pada April 2021. Karya seni lokal? Eh, di mana? Hiks.

Mula-Mula Virus K-Pop

Kalau mau nyari asal-usul kenapa budaya Korea ini bisa menjamur di Indonesia, mari kita kilas balik ke awal 2000-an. Drama Korea "Full House" waktu itu meledak di mana-mana, termasuk Indonesia. Lalu di tahun 2009, K-Pop pun mulai melibas lewat grup-grup kayak Super Junior dan Girls' Generation. 

Dari situ, popularitas K-Pop terus menggila, disusul BTS, Blackpink, Twice, dan kawan-kawan. Begitu kata Vera Suci dalam artikel "Globalisasi Budaya Pop Korea dan Dampaknya Pada Identitas Lokal" yang diterbitkan oleh geotimes.id.

Para Fans: Pasukan Absurd yang Bikin Geleng-Geleng Kepala

Nah, sekarang mari kita bahas fenomena fans K-Pop. Serius deh, coba buka Instagram, Tiktok, atau Twitter (yang sekarang jadi X, tapi ya masih disebut Twitter juga sih). Apa yang bakal kamu temuin? Mulai dari fans yang suka nge-bully, ngaku-ngaku jadi istri artis Korea, sampai yang hobinya nyerang orang kalau ada yang salah ucap soal K-Pop. 

Nih ya, kawan-kawan komentator, jangan coba-coba salah omong soal idola mereka. Bukan cuma di dunia maya lho, serangan ini bisa sampe ke dunia nyata. Serius horor.

Dalam artikel yang diterbitkan oleh detik.com, Chintiya Putri bilang kalau fans K-Pop ini loyalnya nggak ketulungan. Mereka tergabung dalam komunitas-komunitas fandom yang solid banget. Segala kegiatan, pernak-pernik, sampai konten-konten fanmade, mereka siap dukung abis-abisan. Bahkan saking fanatiknya, kadang cinta mereka ke oppa Korea ini jauh lebih besar daripada cinta mereka ke artis lokal. Kok bisa? Ya, begitulah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun