Beberapa waktu silam Indonesia dibanggakan oleh Putri Ariani yang seorang tunanetra. Ia berhasil meraih  Golden Buzzer dari America's Got Talent. Di panggung itu meski seorang tunanetra, namun Putri berhasil menunjukkan ke mata dunia kalau para penyandang disabilitas bisa terjun kedalam dunia profesional.  Nah, pastinya ada beberapa hal yang menunjang aktivitas Putri Ariani dalam menggunakan gadget,  baik Smart Phone ataupun Komputer. Bagaimana caranya? Simak ulasan berikut!
Saya sendiri adalah seorang tunanetra sejak tiga  tahun lalu. Dengan bantuan sistem Screen Reader, saya dan para tunanetra lainnya bisa berkerja, sekolah, dan menggeluti profesi masing-masing dengan nyaman. Karena menggunakan gadget berarti berurusan dengan hal berbau visual, maka hadirnya sistem pembaca layar (Screen Reader), akhirnya sangat membantu kami dalam menggunakan barang-barang elektronik tersebut.
Sejarah kemunculan teknologi Screen Reader
Dikutip dari artikel Becky Gibson yang berjudul "A Brief History of Screen Readers", menjelaskan bahwa mulanya sistem screen reader inidiciptakan oleh Jim Thatcher (seorang pelopor aksesibilitas) dan para peneliti dari IBM (International Business Machines Corporation) pada tahun 1986. Awal kemunculan sistem ini, penggunaanya masih terbatas pada Sistem Operasi Desktop (DOS) berbasis teks. Baru masuk pada generasi ke-2, screen reader kembali dikembangkan untuk sistem operasi grafis seperti Windows 95 dan IBM OS/2. Sistem ini terus dikembangkan hingga hari ini, sehingga semakin memudahkan para tunanetra untuk berkerja dan sekolah mau pun aktivitas lainnya.
Sebenarnya pengembang dari screen reader sendiri ada beberapa kalangan. Seperti Google dengan mesin talk back untuk androidnya, Voice Over untuk Apple, dan lain-lain.
Namun untuk penggunaan komputer, user tunanetra di Indonesia lebih banyak menggunakan screen reader JAWS (Job Access With Speech) yang dikembangkan oleh Freedom Scientific dan NVDA (Nonvisual Desktop Access) yang merupakan pembaca layar sumber terbuka gratis untuk Windows. Selain itu, dari windows sendiri ada screen reader juga yang dikenal dengan windows narator.
Cara menggunakan sistem screen reader
Pada tahun 2019, saya mulai menggunakan screen reader ini untuk menunjang studi. Hal ini disebapkan penglihatan saya yang semakin menurun. Basic dasar dari pengoperasian sistem ini adalah bernavigasi menggunakan suara dengan perintah dari keyboard. Jadi, semua hal yang ada di layar komputer akan di bacakan oleh screen reader---entah ikon aplikasi---atau pun fitur di gadget. Semua itu  saya lakukan dengan keyboard. Maka dari itu penguasaan mengetik 10 jari wajib bagi para tunanetra yang ingin menggunakan sistem ini. Hal tersebut berkaitan dengan berbagai short cut yang memerlukan kombinasi keyboard untuk semakin mempercepat perkerjaan.
Mulai dari Talk Back, JAWS, NVDA, Voice Over, dan windows narator pernah saya gunakan. Namun, saya lebih cocok menggunakan NVDA untuk mengoperasikan laptop atau komputer, karena soft where-nya yang gratis dan terus bisa dikembangkan untuk dipasankan addon sesuai kebutuhan.
Pengalaman nyata menggunakan screen reader
Mungkin bagi para pembaca sekalian masih bingung. Untuk mempermudah, silakan buka komputer anda yang sistem operasinya menggunakan windows, lantas buka lembar kerja word. Setelah terbuka, tekan tombol windows + enter. Maka nanti akan keluar screen reader windows narator. Coba ketik huruf ataupun kata. Maka dengan otomatis, screen reader akan membacakan apa yang ada di lembar  kerja. Misal belum terbaca, coba tekan tombol navigasi (tombol di komputer yang gambar panah atas, bawah, kiri, dan kanan, yang terletak di bagian kanan bawah keyboard) atas dan bawah. Untuk meng-non aktifkan, tinggal tekan lagi tombol windows + enter.