Berkat sistem screen reader ini saya sangat terbantu saat bersekolah. Apalagi kini yang sedang berkuliah, berbagai tugas alhamdulillah bisa dikerjakan dengan mandiri. Memang awalnya cukup bingung dengan suara yang keluar, tetapi lama-kelamaan terbiasa, dan sudah seperti kekasih sendiri yang dengan setia membacakan apa pun aktivitas saya di laptop. Entah browsing di internet, berkerja, menulis, dan lain-lain.
Cukup aktivkan fitur screen reader, tidak perlu gadget khusus
Hingga hari ini, saya sudah banyak memegang device. Baik produk dari apel kroak itu, android, mau pun windows. Semua device tetap sama, seperti yang digunakan orang pada umumnya. Karena basic fitur ini yang memang sudah ada di dalam menu aksesibilitas di tiap-tiap perangkat.
Misal di HP android, kalian tinggal masuk ke menu setting/pengaturan. Scroll ke bawah dan cari menu aksesibilitas. Semisal susah, search aja di tempat pencarian di kanan atas layar hp. Masuk, terus cari aja menu talk back. Sentuh item untuk meng-aktifkan, konfirmasi permintaan. Maka secara otomatis hp tersebut sudah aktif menu screen reader-nya. Untuk meng-non aktifkan, tinggal ketuk item (aktif) dengan dua kali ketukan menggunakan telunjuk secara cepat.
Jadi, pada intinya seorang penyandang tunanetra juga bisa menggunakan laptop, komputer, dan smart phone. Aktivitas seperti pesan ojol, ngerjain tugas, dan berkerja kini lebih mudah dengan screen reader. Maka sudah semestinya tidak usah takut untuk memiliki perkerjaan yang harus melibatkan tunanetra. Berikan kesempatan dan arahan, lakukan komunikasi agar kamu yang terlibat kerja sama bisa saling memahami.
Sumber:
https://knowbility.org/blog/2021/a-brief-history-of-screen-readers
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H