Mohon tunggu...
w rahman
w rahman Mohon Tunggu... profesional -

lahir di Cilacap, tinggal di Depok, Jawa Barat. belajar menyelami ilmu sedekah; sedekah ilmu, sedekah harta dan lain-lain... serta menjadi suami, ayah yang baik, manfaat buat sesama.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Hitung Cepat Beda, Siapa Bohong?

9 Juli 2014   23:29 Diperbarui: 18 Juni 2015   06:50 335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Hitung cepat kali ini sungguh membuat kita banyak mengernyitkan dahi. bagaimana tidak, kalau kita bandingkan di hasil penghitungan yang ditampilkan beberapa tv kita, berbeda alias mboten sami. saya lihat di Kompas TV, hasil hitung cepat Kompas tv menyebutkan pasangan Prabowo-Hatta 47,59%, Jokowi JK lebih unggul tipis 52,39%.

Sementara kalau kita menyeberang ke tv sebelahnya seperti TVOne, Antv dan MNCgroup, justru berbeda. hasil hitung cepat keduanya justru terbalik. hasil unggul disematkan pada pasangan nomor urut 1. tampilan surveynya sekitar 50,36% untuk prabowo-hatta, dan 49,46% untuk Jokowi-JK (hasil LSN). Kata Mahfud MD, sang ketua pemenangan prabowo-hatta, ada 3 Lembaga survey yang mengawal pemenangan prabowo dan ketiganya menyematkan keunggulan tipis untuk prabowo-hatta.

Sementara ini, sebagian besar lembaga survey memang menampilkan unggulnya pasangan nomor urut 2 Jokowi-JK. Meski pada saat yang sama ada juga lembaga yang berani menampilkan berbeda, dengan menampilkan Prabowo-Hatta unggul.

Saya berharap masing-masing calon bisa meredam seluruh pendukungnya untuk bisa menahan diri agar tidak melakukan hal-hal yang tidak seharusnya. Hasil ini sebenarnya masih sementara. Toh kita masih bisa mengawasi secara jeli bagaimana KPU melakukan penghitungan hingga akhir. Mungkin publik bisa melakukan hukuman secara moral maupun sosial, terhadap media dan lembaga survey yang nantinya tidak menampilkan data valid, melakukan survey secara tidak benar, demi mementingkan kubu tertentu.

Kita tentu sudah jengah melihat media yang justru menjadi background satu calon. sehingga berita dan isi yang disampaikan publik justru memperkeruh, tanpa ada upaya untuk meredam gejolak yang kini tengah memanas.

Kita tunggu dan lihat siapa bohong dan tak fair..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun