Aku dan dia adalah sahabat.
Kami berbagi semua kisah, berbagi tawa, juga pundak untuk bersandar. Aku tak tahu bagaimana aku bila tanpa dia. Mungkin aku salah membuatnya tergantung padaku, dan akhirnya akupun begitu. Mungkin aku salah jika aku terlalu jauh mengenalnya. Mungkin aku salah ketika tanpa kusadari aku tlah jatuh cinta padanya.
"Ay, bisa gak tolongin aku."
"Kenapa, ndre? "
"Aku nggak bisa menolak semua permintaanku, tapi kali ini aku pinta satu saja. Jangan pernah lagi meminta padaku.
Ayu tampak kaget, hampir saja tersedak bakso yang baru saja masuk ke mulutnya.
"Kok kamu ngomongnya gitu ndre? Aku kan sahabat kamu. Kok aku nggak boleh minta tolong sama kamu lagi?" tanyanya sambil memonyongkan bibirnya tanda klo dia mulai ngambek.
"Iya ay, aku nggak bisa nolak permintaan kamu. Tapi aku nggak bisa gini terus. Kamu kan udah punya pacar. Aku tahu Aji cemburu padaku. Aku nggak mau kalian jadi berantem nantinya gara-gara aku.
"Pokoknya aku nggak mau kehilangan kamu Ndre" jawabnya sambil menarik tanganku.
Kamu egois Ay, kamu nggak mau kehilangan aku. Tapi kamu memilih lelaki lain untuk menjadi kekasihmu. Aku hanya bisa mengutuk diriku sendiri yang tak bisa mengutarakan itu padanya. Aku hanya tersenyum dan mengenggam tangannya lebih erat.
"Aku juga nggak mau kehilangan kamu, Ay" . Hanya itu yang bisa keluar dari mulutku.