Mohon tunggu...
Saiful Jamil
Saiful Jamil Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sebut SBY Masih Presiden Indonesia, Arab Saudi Sindir Jokowi?

23 Mei 2017   13:12 Diperbarui: 23 Mei 2017   13:15 507
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam pelaksanaan acara Arab Islamic-American Summit atau Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Arab Islam Amerika, ada kejadian menarik, pada Senin (22/5). Akun resmi KTT mencuit melalui akun twitternya kalau Presiden Indonesia itu Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Padahal Presiden Indonesia Jokowi ikut dalam pertemuan itu.

Dalam akun @riyadhsummit mencuit "#indonesian president @sbyudhoyono calls on muslims worldwide to unite in solidarity to combat extremism and terrorism

"Presiden Indonesia meminta umat Islam di seluruh dunia untuk bersatu dalam solidaritas memerangi ekstremisme dan terorisme".

KBRI Riyadh telah melayangkan protesnya. Akun @Riyadh_kbri mencuit "dear @riyadhsummit, president @jokowi is the one who attendedd the summit. Please revise this tweet and be more careful. thank,".

@riyadhsummit, presiden @jokowi adalah orang yang menghadiri pertemuan puncak. Silahkan merevisi tweet ini dan lebih berhati-hati. Terima kasih

Meski sejak Senin (22/5/2017) WIB dicuit, dan meski telah diprotes, namun hingga Selasa (23/5/2017) pagi WIB masih belum diperbaiki oleh pengelola akun @riyadhsummit, postingannya masih sama seperti saat ditayangkan.

Postingan itu membuat heboh netizen, ada yang menduga kalau itu bentuk keteledoran panitia. Ada juga yang mengatakan itu bentuk sindiran terhadap Jokowi karena telah menyindir Raja Salman terkait dengan jumlah investasi di Indonesia beberapa bulan lalu. Jokowi menyebutkan meski telah memayungi Raja Salman, tapi investasi Arab Saudi ke Indonesia jauh dibawah ke China.

Ada juga yang berasumsi kalau itu bentuk sindiran kepada Jokowi karena adanya dugaan kriminalisasi terhadap ulama. Dan Jokowi dianggap membiarkan kriminalisasi tersebut, padahal bukti-bukti yang dituduhkan masih meragukan.

Memang hingga saat ini belum ada klarifikasi dari pihak panitia ataupun Arab Saudi terkait dengan kesalahan tersebut.

KTT itu dihadiri oleh sekitar 55 Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan tersebut, menurut Presiden, sangat penting bagi Indonesia, karena akan membahas kerja sama  internasional untuk melawan radikalisme dan pemberantasan terorisme.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun