Bupati dan Wakil Bupati Bungo hasil Pilkada Serentak Lanjutan 9 Desember 2020 lalu resmi dilantik Menteri Dalam Negeri melalui Pj Gubenur Jambi pada Senin (14/6/2021).
Mashuri dilantik sebagai Bupati, Sementara Safrudin Dwi Apriyanto sebagai wakilnya. Pasangan 'setia' ini kembali akan memimpin Bungo satu periode lagi hingga 2024 mendatang.
Nama Mashuri di Provinsi Jambi sepertinya menjadi nama keberuntungan dalam panggung politik Sepucuk Jambi Sembilan Lurah ini. Dipastikan nama ini akan menjadi tranding di tataran kepala daerah.
Betapa tidak, jika di Bungo ada Mashuri bupati dua periode sementara di Merangin juga ada Mashuri saat ini menjabat wakil bupati yang tak lama lagi naik kelas dan akan sepangkat dengan 'senamonyo' di Bungo.
Selama mendampingi Al Haris dalam memimpin, nama wakil bupati Mashuri menurut bacaan penulis cukup redup. Bukan karena tak difungsikan sebagai wakil tetapi karena 'speed' bupatinya yang terlalu tinggi dan tak terkejar oleh wakilnya.
Bukan hanya itu saja, dalam pengamatan penulis yang belum tentu benar ini bahwa tak banyak terlihat para pejabat di kabinet Merangin Mantap ini yang 'menghamba' kepada beliau. Bahkan saya tak mengetahui satupun pejabat orang dekat beliau dalam semua hal.
Tentu, hal berbeda dengan Al Haris yang dikelilingi para pejabat yang terlihat dekat, ada juga yang merasa dekat dan sengaja dekat-dekat. Maklum beliau yang 'makan ngabih, nyincang mutuih' wajar dipepet habis kewenangan itu bukan ditangan Mashuri.
Namun, kondisi demikian dipastikan akan berubah seiring dilantiknya Gubernur Jambi yang akan dijabat sendiri oleh Al Haris. Tingkat penghargaan para pejabat terhadap Mashuri dipastikan akan naik drastis.
Lebih-lebih bagi para pejabat yang sudah berdetak di hatinya tak mungkin diboyong ke Jambi dikarenakan tak memenuhi kriteria secara informil. Tentu arah penghormatan akan beralih dari Lorong Kurnia ke Lorong Kampar.
Detik-detik menjelang menjadi orang nomor satu di Merangin saya haqqul yaqin bahwa Mashuri mulai mendapat perhatian dari para pejabat yang notobene bawahannya. Tentu sudah banyak yang mendadak silaturahmi baik tatap muka maupun daring.
Memang sebagai manusia, kita tak bisa pungkiri 'mato condong ke nan elok, selero condong ke nan lemak' begitupun dengan tahta, kita sepertinya begitu cepat luluh jika dihadapkan dengan ambisi sebuah jabatan.