Sebagai contoh, penerapan Bill of Rights di Amerika Serikat telah memberikan jaminan hak-hak asasi individu seperti kebebasan berbicara, beragama, dan media massa. Hal ini telah mempengaruhi kehidupan masyarakat dengan memberikan kebebasan yang lebih luas dalam berekspresi dan berpartisipasi dalam kehidupan politik. Misalnya, kasus Mahkamah Agung Amerika Serikat yang memutuskan dalam kasus Brown v. Board of Education pada tahun 1954, di mana pengadilan memutuskan bahwa segregasi rasial di sekolah-sekolah adalah tidak konstitusional berdasarkan Amendemen ke-14 dan Bill of Rights.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa perspektif liberalisme terhadap peran Bill of Rights dalam perlindungan hak asasi individu menekankan pentingnya jaminan hak-hak asasi individu seperti kebebasan berbicara, media massa, dan beragama. Bill of Rights memberikan landasan konstitusional yang kuat untuk melindungi hak-hak individu, sejalan dengan prinsip-prinsip liberalisme yang menekankan autonomi individu, kebebasan bertindak, dan hak asasi manusia yang tidak boleh dirampas. Penerapan Bill of Rights dalam konteks liberalisme mempengaruhi kehidupan masyarakat dengan memperkuat kesadaran akan hak asasi individu, mendorong partisipasi politik, dan memperkuat nilai-nilai demokrasi serta kebebasan sipil. Bill of Rights memainkan peran penting dalam menjaga kemerdekaan individu dan hak asasi manusia dalam masyarakat, sejalan dengan prinsip-prinsip liberalisme yang menekankan kebebasan, hak asasi, dan keterbukaan.
