Mohon tunggu...
Vunny Wijaya
Vunny Wijaya Mohon Tunggu... Human Resources - Analis/Pemerhati Kebijakan Publik - Peneliti Sosial

Ilmu Administrasi dan Kebijakan Publik Universitas Indonesia'17 I ISS Sungkyunkwan University, Korea Selatan'18 I Sosiologi Pembangunan Universitas Negeri Jakarta'09

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Masyarakat Perlu Lebih Dominan Mengatasi Banjir Jakarta

20 Maret 2020   22:08 Diperbarui: 23 Maret 2020   17:59 259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di tengah wabah Covid-19, masalah banjir masih menjadi salah satu tantangan Ibukota yang tetap membutuhkan perhatian. Hujan hari ini juga membuat sejumlah titik di Jakarta kembali banjir. Curah hujan yang tinggi juga diprediksi terjadi hingga penghujung Maret. Dalam upaya mengatasi banjir, pemerintah telah mempraktikkan kolaborasi model pentahelix yang melibatkan pemerintah, pengusaha, komunitas, akademisi dan media.

Menurut  Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), kolaborasi pentahelix ini dinilai dapat mengurangi kecenderungan masyarakat untuk terlalu bergantung pada pemerintah dalam menghadapi persoalan di sekitar mereka.

Pada dasarnya, kolaborasi terjadi karena sejumlah aktor yang terlibat dalam mencegah dan dalam pemulihan pasca banjir memiliki keterbatasan masing-masing sehingga kolaborasi menjadi kebutuhan yang sangat mendesak. Kolaborasi ini pada dasarnya sudah tepat dilakukan. Misalnya, melalui kolaborasi dengan Jakarta Smart City, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta sebagai leading sector  lebih mudah memantau kondisi banjir Jakarta.

Media juga turut serta mengabarkan info berita banjir secara cepat. Kerjasama dengan Aksi Cepat Tanggap (ACT) juga mempercepat penyaluran bantuan korban banjir. BPBD juga bekerjasama dengan banyak pihak dalam menyediakan posko banjir.

Namun, praktik kolaborasi pentahelix itu seharusnya juga mengedepankan keterlibatan masyarakat agar tidak hanya berpartisipasi saat banjir datang. Dengan kata lain, BPBD sebagai pemandu kolaborasi perlu lebih serius dalam upaya pencegahan atau kesiapsiagaan yang melibatkan peran aktif masyarakat. Misalnya, masyarakat diberikan penyadaran agar selalu siap siaga, mengetahui harus berbuat apa, sebelum, ketika dan setelah banjir (unesco.org, 2007).

Penyadaran juga dapat dilakukan melalui sosialisasi dengan memanfaatkan media online khususnya dalam hal menjaga lingkungan. Misalnya, masyarakat diberikan pemahaman yang jelas tentang pentingnya membuang sampah pada tempat yang telah disediakan sehingga sampah tidak dibuang sembarangan terutama di Daerah Aliran Sungai (DAS).

Singkatnya, upaya mitigasi bencana khususnya banjir perlu ditinjau lagi oleh BPBD sehingga dapat mengarahkan masyarakat agar berperan lebih aktif dan saling gotong-royong. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun