Aku disini, wahai Tuan...
Terselip diantara ribuan kisah yang sama.
Terasing diantara derai tawa dan tangis anak Adam.
Kemarin..
Aku pernah hadir di antara wajah-wajah suram tak bermaya.
Dan diantara wajah-wajah ceria penuh harapan dan kemenangan.
Dan itu kemarin..melesat cepat diantara detik jarum jam dinding.
Kemarin..
Aku pernah menguatkan sebuah istana megah..
Terpatri kokoh diantara bingkai pohon kurma yang sejuk.
Tapi itu kemarin.. Ya, kemarin..!!
Sampai akhirnya aku berderai diterpa gelombang radiasi..
Melayang menjemput asa diantara raungan dan dentuman.
Dan bila saatnya..
Sepasang tangan kokoh memungutku..
menjadikan aku sebagai perlindungan terakhirnya..
Ya.... tangan seorang pemuda Palestina.
Terisak diantara orang-orang bersenjata lengkap.
Sampai akhirnya yang ku tau,
ia terhenyak, memejamkan mata, meregang melepaskan jiwa..
Samar ku dengar sebuah lafaz dari bibirnya yang bergetar dan kelu..
Lafaz Agung, Lafaz Kunci...
Tak berselang, kulihat "Kemenangan" hakiki diwajahnya yang berdebu..
* Coretan pena Betoria, untuk Syria dan Gaza
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H