Mohon tunggu...
Puisi Pilihan

Kesaksian Sekeping Kaca

28 Agustus 2016   14:14 Diperbarui: 28 Agustus 2016   14:23 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku disini, wahai Tuan...
Terselip diantara ribuan kisah yang sama.
Terasing diantara derai tawa dan tangis anak Adam.

Kemarin..
Aku pernah hadir di antara wajah-wajah suram tak bermaya.
Dan diantara wajah-wajah ceria penuh harapan dan kemenangan.
Dan itu kemarin..melesat cepat diantara detik jarum jam dinding.

Kemarin..
Aku pernah menguatkan sebuah istana megah..
Terpatri kokoh diantara bingkai pohon kurma yang sejuk.
Tapi itu kemarin.. Ya, kemarin..!!

Sampai akhirnya aku berderai diterpa gelombang radiasi..
Melayang menjemput asa diantara raungan dan dentuman.

Dan bila saatnya..
Sepasang tangan kokoh memungutku..
menjadikan aku sebagai perlindungan terakhirnya..

Ya.... tangan seorang pemuda Palestina.
Terisak diantara orang-orang bersenjata lengkap.

Sampai akhirnya yang ku tau,
ia terhenyak, memejamkan mata, meregang melepaskan jiwa..
Samar ku dengar sebuah lafaz dari bibirnya yang bergetar dan kelu..
Lafaz Agung, Lafaz Kunci...

Tak berselang, kulihat "Kemenangan" hakiki diwajahnya yang berdebu..

* Coretan pena Betoria, untuk Syria dan Gaza

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun