Sumber Gambar (esanodjie.tumblr.com)
Muka muram penuh debu
Hentakan nafas seakan menggebu
Gerak langkahnya selalu tertuju
Entah sampai kapan waktu kan berlalu
-
Sekeliling rumah-rumah penuh berbatu
Langkah itu tak pernah menyurutkan impianku
Kususuri bebatuan dan tanah kering untuk mengadu
Kelak perjalananku kan menjadi cerita untuk anak cucu
-
Sebuah kertas lusuh yang selalu menemaniku
Sepanjang hari ku taruhkan harapan itu
Berharap ada malaikat yang sudi membantu
Membimbingku dalam merajut asa meski tak ku tahu
-
Alam ini kan membawaku menuju fitrah kebesaranmu
Ku acungkan lengan baju untuk tetap teguh dalam pendirianku
Ingin aku buktikan kemampuanku meski tak seorangpun tahu
Pena yang selalu bersamaku akan tetap terselip mengalir sesuai hatiku
-
Betapa panasnya dunia pendidikan tak menyurutkanku
Inilah aku seorang pengembala yang hidup didataran nenek moyangku
Apalah daya kalau perjuanganku tersendat oleh peluru
Menembus dinding pertahan sukma jantungku
-
Tinta ini semakin deras mengalir
Mencatat betapa kerasnya hidup untuk aku tuju
Menoleh muka orang tuaku yang terkadang malu
Menatap anak cucu seakan tersungkur kaku
-
Goresan ini menjadi semangatku
Aku harus bisa melebur batu, kerasnya hidup ini kan berlalu
Semakin hari semakin banyak orang kan membantu
Seluruh armada dunia ini pasti merestui perjalananku
Yogyakarta, 21 Juni 2013
V-Toy
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H