Mohon tunggu...
V Soma Ferrer
V Soma Ferrer Mohon Tunggu... Jurnalis - Pemuda Indonesia

http://vsomaferrer.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Saat Malam Menuju Merdeka

17 Agustus 2017   00:03 Diperbarui: 17 Agustus 2017   00:33 1147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

P R O K L A M A S IKami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia.Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakandengan tjara saksama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja.Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05Atas nama bangsa Indonesia.Soekarno/Hatta.
Demikianlah saudara-saudara! Kita sekarang telah merdeka! Tidak ada  suatu ikatan lagi yang mengikat tanah air kita dan bangsa kita! Mulai  saat ini kita menyusun negara kita!Negara merdeka, negara Republik Indonesia! Merdeka, kekal, abadi! Insya Allah Tuhan memberkati kemerdekaan kita ini. (Kutipan piato proklamasi 17 Agustus 1945)

Kamis  16 Agustus 1945 malam, rumusan naskah Maklumat kemerdekaan sudah harus dibuat dan  dibacakan keesokan harinya. Namun, Sukarno dan Mohammad Hatta serta  tokoh lain terkendala oleh lokasi yang aman untuk merumuskan pernyataan  kemerdekaan itu. Awalnya, penyusunan naskah Proklamasi  direncanakan dilakukan di Hotel Des Indes di Jalan Gajah Mada, Jakarta  Pusat, lantaran anggota Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)  banyak menginap di hotel tersebut. Namun, pihak hotel menolak  tempatnya dijadikan lokasi rapat karena terganjal aturan jam malam yang  ditetapkan Jepang. Pada titik inilah terjadi kebingungan, sementara  waktu terus berjalan. Malam semakin larut.

Saat itulah Ahmad  Subardjo, penasihat dan anggota PPKI, teringat sahabatnya, Laksamana  Muda Tadashi Maeda, perwira Angkatan Laut Jepang yang tinggal di Jalan  Meiji Dori No 1 (sekarang Jalan Imam Bonjol) Jakarta Pusat. Segera saja  dia menelepon Maeda, yang kemuian Maeda menyatakan bersedia  kediamannya digunakan untuk lokasi rapat, meski dia sendiri tidak tahu  pasti rapat apa yang akan digelar. Subardjo kemudian juga mengontak  anggota PPKI yang menginap di Hotel Des Indes untuk segera merapat ke  rumah Maeda.

Sukarno, Hatta, dan Soebardjo kemudian beranjak ke ruang makan. Di  ruang itu, sekitar pukul 02.00 mereka bertiga berembuk dan memikirkan  kalimat yang harus ditulis untuk menggambarkan kemerdekaan. "Aku persilakan Bung Hatta menyusun teks ringkas itu sebab bahasanya  kuanggap yang terbaik. Sesudah itu kita persoalkan bersama-sama. Setelah  kita memperoleh persetujuan, kita bawa ke muka sidang lengkap yang  sudah hadir lengkap," kata Sukarno seperti dikutip Hatta dalam  memoarnya. 

"Apabila aku mesti memikirkan, lebih baik Bung menuliskan, aku mendiktekan," jawab Hatta.

Versi cerita berbeda datang dari Subardjo. Sukarno bertanya ke  Subardjo, "Masih ingatkah Saudara teks dari Pembukaan Undang-undang  Dasar kita?" Subardjo adalah teman Hatta sejak masa sekolah di Belanda dan menteri luar negeri RI yang pertama.

"Ya, masih ingat tapi tidak seluruhnya," balas Subardjo seperti diungkap kembali dalam buku Lahirnja Republik Indonesia. Ia pun kemudian mendiktekan ke Sukarno.

Akhirnya, disepakati kalimat pertama itu berbunyi: "Kami bangsa  Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia." Namun, Hatta  menganggap, kalimat itu kurang memadai. Harus juga disusupkan soal "cara  menyelenggarakan" revolusi nasional.

Maka, Hatta mendiktekan kalimat berikut: "Hal-hal mengenai pemindahan  kekuasaan dan lain-lain diselenggarakan dengan cara seksama dan dalam  tempo yang sesingkat-singkatnya.

Naskah itu awalnya diberi judul "Maklumat Kemerdekaan". Namun dengan  pertimbangan bahwa maklumat itu merupakan suatu keputusan dari suatu  badan atau pemerintahan, maka diganti dengan kata-kata yang lebih  mencerminkan keputusan suatu bangsa yang menyatakan kebebasan dari  penindasan penjajah. Maka dinamailah maklumat itu "PROKLAMASI"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun