Jika mendengar kata “museum”, yang ada dibenak kalian adalah museum yang berisi karya-karya yang membosankan, tapi museum satu ini jelas berbeda yaitu Museum Macan. Pasti kamu pernah dengar museum satu ini, kira-kira kenapa ya bisa dinamakan "macan"? Selain itu, apa saja yang membuat museum ini menjadi ramai pengunjung?
Museum Macan adalah salah satu museum yang sedang ramai dibicarakan oleh banyak masyarakat. Museum ini tidak hanya dinikmati oleh penikmat seni saja, tetapi semua kalangan juga menikmatinya terutama kalangan muda.
Kata Macan tersebut bukan berarti nama hewan, akan tetapi singkatan dari Museum of Modern And Contemporary Art dalam Nusantara. Jadi, tempat wisata satu ini akan memperlihatkan berbagai keunikan karya seni.
Museum Macan lahir dari seorang kolektor seni sekaligus pengusaha asal Indonesia, Haryanto Adikoesoemo. Selama 25 tahun, pria ini mendapat penghargaan Authenticity, Leadership, Excellence, Quality, Seriousness in Art.
Haryanto Adikoesoemo, sang pelopor Museum Macan ini menampilkan 90 karya seni. 90 karya seni tersebut merupakan sebagian dari 800 karya seni yang telah dikumpulkan kolektor seni sekaligus pengusaha di Indonesia.
Museum Macan juga menampilkan pameran bertajuk art turns world turns (Seni berubah dunia berubah).
Lukisan karya maestro Indonesia dan dunia seperti Raden Saleh, S Sudjojono, Andy Warhol, Cai Guo Qiang, Wang Guangyi dan masih banyak lainnya dapat dinikmati di pameran pertama Museum Macan.
Pada section pertama saat masuk ke dalam Museum Macan, pengunjung dapat menikmati indahnya pameran kemerdekaan. Karya-karya yang ada di section ini kebanyakan diciptakan paska Perang Dunia II, dan dalam konteks Indonesia, proklamasi kemerdekaan 1945.
Pameran ini juga dilengkapi arsip-arsip yang menjadi bukti perjalanan sejarah seni rupa Indonesia. Kedua kurator dibantu oleh Yacobus Ari Respati untuk mengumpulkan berbagai arsip, seperti artikel, katalog, hingga surat.
Beberapa arsip ditampilkan sebelum memasuki empat bagian pameran, yang menjabarkan perkembangan seni di awal abad ke-20, mulai dari periode saat belum ada institusi seni rupa, pengaruh politik etis, kemunculan Batavia Kunstkring, hingga perpindahan zaman kolonialisasi dari Belanda ke Jepang. Selain itu arsip lainnya menjelaskan perkembangan seni rupa Indonesia hingga masa seni kontemporer.
Museum Macan nggak cuma untuk remaja atau dewasa. Tetapi, kita juga dapat membawa adik atau sepupu yang masih kecil. Tersedia area ruang Seni Anak, yaitu Children's Art Space. Di sini anak-anak dapat menggambar dan mewarnai. Ruangan ini adalah hasil dari proyek Entang Wiharso.