Setengah sebelas malam, hmm…enaknya ya malam ini dibumbui dengan sedikit kopi jahe dan jus sari buah wortel yang wajib ada seminggu sekali. Dalam naungan sinar lampu taman di samping saya, saya semakin semangat untuk melewati malam yang semakin mempesona ini. Iseng juga saya menyalakan music player saya, dan mulai menyetel lagu yang sedang saya suka saat ini. Agak jadul sih, tapi sempat hits era 1980an, lagunya Eagle, Hotel California. Entah kenapa, iramanya yang country blues terdengar sangat easy listening.
Setelah kira – kira lima menit berlalu, lagu itu selesai, dan lanjut ke lagu berikutnya, saya merasa asing dengan lagu Rock berikut ini, entah kenapa kok dulu saya bisa memasukkan lagu Kid Rock ke playlist saya. Langsung saja lah, saya skip lagu itu ke lagu berikutnya, Sirens by Angel and Airwaves. Tapi kok rasa – rasanya, endingnya rada ngebeat ya, hmm.. maka terus saja langsung saya klik tombol next. Lagu berikutnya berirama jazzy dari Norah Jones, ah, terlalu kalem bagi saya untuk malem ini, so, skip saja lah. Lanjut the next is come from Aerosmith, judulnya Crazy. Nah ini, lumayan, mungkin cocok dengan saya yang crzy mengejar deadline 1 bulan lagi. Saya dengarkan lagu itu sampai selesai. Disambi dengan menyeruput tetes terakhir jus buah saya.
Uaah..lama – lama saya ingin ganti genre, lalu saya klik tombol R n B, biar malam terasa lebih menggigit gitu. Akhirnya pilihan jatuh ke lagunya Get It Poopin. Di tenGah jalan, saya berubah pikiran, lalu saya skip lagi ke lagu selanjutnya. Terkadang berulang kali saya putar lagu yang sama hingga beberapa kali. Semau saya, terserah saya, music player saya, dan suasana saya kok. Hak saya dong mau milih dan dengarkan lagu apa saja, seenaknya saya pokoknya.
Andai saja hidup ini sangat mudah dijalankan layaknya music player saya. Kita bisa dengan mudah menyusun lagu apa yang kita pilih untuk dimasukkan dalam playlist, kemudian klik Play. Lalu ketika di tengah jalan, kita berubah pikiran atau tak suka pada lagunya, kita tinggal klik next, next, next, melewati lagu yang tidak kita sukai. Atau mungkin mengganti daftar playlist dengan lagu yang lebih baru, dengan genre baru, dan irama yang baru. Lalu kita tinggal klik next, next teruuuss, sampai kita menemukan lagu yang cocok dengan telinga kita saat itu.
But, no man. Big no. Hidup itu serangkaian proses. Dikala kita berada dalam suatu situasi yang menyulitkan kita, berada dalam suatu masalah yang membuat kita stress, kita tak bisa begitu saja melewatinya hanya seperti meng-klik tombol next. Atau hal yang tak ingin kita dengar, kita tinggal next ke tahapan hidup selanjutnya. Lulus kuliah dan tak ingin susah mencari kerja, tapi langsung sukses, maka kita tinggal meng-klik tombol next pada pilihan mencari kerja, dan kemudian meng-klik Play ada tombol Hidup sukses.
Hidup tidak sesederhana dalam cerita dongeng. Semua rangkaian peristiwa, entah sedih, marah, susah, senang, terpuruk, itu adalah serangkaian system hidup layaknya butiran-butiran sapu lidi yang dipersatukan akan menjadi kuat. Rangkaian proses itu adalah suatu cerita dimana kita bisa belajar banyak untuk meraih apa yang kita inginkan.
Every life is beautiful in its own way.
Dan mata saya saya terus berpikir, otak saya terus melihat, ke atas sana, ke tempat yang nantinya akan ku jangkau lebih dekat. Serta membiarkan `playlist` saya berputar dengan normal. Setiap lagu saya persilakan unjuk kebolehan agar saya tahu bahwa lagu diciptakan untuk didengarkan.
#sedangsangatsoktahusoalhidup @Yogyakarta, 15.00 PM
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H