Stunting atau gangguan pertumbuhan yang menyebabkan anak memiliki tinggi badan lebih rendah daripada teman sebaya nya, merupakan masalah kesehatan yang rumit dan sering kali dimulai jauh sebelum anak dilahirkan, tepatnya sejak masa kehamilan. Di beberapa daerah di Indonesia, angka stunting pada bayi yang dilahirkan oleh ibu hamil menjadi perhatian serius. Stunting, yang disebabkan karena tidak mendapatkan asupan nutrisi yang memadai, terutama nutrisi penting seperti protein, zat besi, asam folat, dan vitamin lainnya bisa membuat janin dalam kandungan berisiko mengalami hambatan pertumbuhan. Salah satu penyebab utama stunting adalah berat badan lahir rendah (BBLR), yang sering kali terjadi akibat kurangnya nutrisi selama kehamilan. Ibu hamil yang mengalami kekurangan zat besi, berisiko lebih tinggi mengalami anemia, yang dapat mengurangi aliran darah ke plasenta dan mempengaruhi suplai oksigen dan nutrisi ke janin. Tanpa nutrisi yang cukup, janin mungkin tidak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal, mengakibatkan lahirnya bayi dengan berat badan rendah yang lebih rentan terhadap stunting di masa kanak-kanak. Tidak sedikit ibu di beberapa daerah di Indonesia yang mengalami defisiensi nutrisi penting seperti protein, zat besi, asam folat, vitamin, dan mineral yang esensial untuk pertumbuhan janin yang sehat. Kurangnya pendidikan tentang gizi juga berperan. Ibu hamil yang tidak memiliki pengetahuan yang memadai mengenai pola makan yang seimbang dan kebutuhan nutrisi selama kehamilan bisa mengakibatkan kekurangan asupan makanan bergizi yang dibutuhkan. Untuk mengatasi masalah ini, akan ada beberapa program-program yang meningkatkan penyuluhan mengenai gizi dan distribusi makanan tambahan bagi ibu hamil. Upaya ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan ibu. Dengan pendekatan yang terkoordinasi dan upaya yang konsisten, diharapkan angka stunting dapat menurun dan kesehatan ibu serta bayi dapat meningkat secara signifikan. Selain kekurangan nutrisi, faktor-faktor lain seperti infeksi selama kehamilan, stres, dan kurangnya akses terhadap perawatan kesehatan yang memadai juga dapat meningkatkan risiko stunting. Infeksi seperti malaria, HIV, atau infeksi saluran kemih yang tidak tertangani dengan baik bisa berdampak negatif pada pertumbuhan janin. Selain itu, ibu hamil yang tinggal di lingkungan dengan akses terbatas terhadap makanan bergizi dan layanan kesehatan berisiko lebih tinggi melahirkan anak yang mengalami stunting. Pencegahan stunting harus dimulai sejak masa kehamilan, bahkan sejak sebelum masa kehamilan. Edukasi tentang pentingnya nutrisi selama kehamilan, pemberian suplemen seperti tablet tambah darah (TTD) untuk mencegah anemia. Ibu hamil juga perlu mendapatkan pemahaman tentang pentingnya mengonsumsi makanan yang kaya akan zat gizi mikro, seperti sayuran hijau, daging, ikan, dan buah-buahan, yang semuanya penting untuk perkembangan janin yang sehat. Dampak stunting tidak hanya terbatas pada fisik anak, tetapi juga bisa mempengaruhi perkembangan kognitif dan  kemampuan belajarnya di masa depan. Oleh karena itu, intervensi sejak masa kehamilan sangatlah krusial. Dengan memastikan ibu hamil mendapatkan nutrisi dan perawatan yang diperlukan, kita dapat membantu mencegah stunting dan memastikan generasi mendatang tumbuh menjadi individu yang sehat, cerdas, dan berdaya saing tinggi.
Berikut beberapa cara untuk mencegah Stunting: Panduan untuk Ibu Hamil dan Balita :
1.Perawatan Pra-Kehamilan
  - Patikan calon ibu mendapatkan nutrisi yang cukup dan seimbang.
  - Melakukan pemeriksaan kesehatan.
2.Perawatan selama kehamilan.
  - Pastikan ibu hamil mengonsumsi  makanan yang bergizi dan kaya zat besi, protein, kalsium, dan vitamin. Tablet tambah darah (TTD) juga dianjurkan untuk mencegah anemia.
  - Melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin.
  - Untuk menghindari infeksi, ibu hamil harus menjaga kebersihan diri dan lingkungan, serta mengikuti imunisasi yang dianjurkan.
3.Perawatan pasca-kelahiran
  - Memberikan ASI eksklusif selama enam bulan pertama. ASI mengandung semua nutrisi yang dibutuhkan bayi untuk tumbuh dan berkembang dengan baik.
  - Memberikan MP-ASI yang bergizi dan sesuai dengan usia anak setelah enam bulan, dan pastikan MP-ASI yang diberikan kaya akan protein, zat besi, dan vitamin.
  - Melakukan pemeriksaan Kesehatan secara rutin untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan anak.
4.Edukasi
  - Memberi edukasi kepada ibu dan anggota keluarga lainnya tentang pentingnya nutrisi, kebersihan, dan perawatan kesehatan selama kehamilan dan setelah melahirkan.
5.Kebijakan dan program pemerintah
  - Pemerintah perlu menerapkan program-program yang menyediakan makanan bergizi dan layanan kesehatan bagi ibu hamil dan anak-anak.
  - Program imunisasi, suplementasi zat besi, dan pemberian makanan tambahan di daerah rawan stunting dapat membantu mengurangi angka stunting.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI