Sekitar awal tahun 2015 saya memperhatikan fenomena maraknya batu akik. Entah hanya saya saja yang baru menyadarinya, atau memang baru saja marak, saya tidak tahu. Dan setelah saya mencari-cari tahu, ada beberapa alasan mengapa orang mencari batu akik, dan karena alasan itu pun saya ikut menyemarakkannya. Mari kita jabarkan beberapa alasan mulai dari paragraf berikutnya.
           Pertama, untuk kesehatan dan penyembuhan. Beberapa jenis batu akik dipercaya dapat menjaga kesehatan, menyembuhkan penyakit, memperlancar metabolisme tubuh. Ambil contoh batu giok yang berwarna hijau. Sejak zaman dahulu orang-orang di daratan Cina menggunakan batu giok untuk alasan tersebut. Dan karena batu giok asli Cina jumlahnya sudah menipis, maka mereka mulai mencari ke daratan lain. Di Indonesia, tepatnya di pulau Bacan, Maluku Utara mereka menemukan batu akik yang berwarna hijau dan indah dipandang mata, mirip batu giok. Seiring berjalannya waktu, semakin banyak orang-orang mencari batu asal Bacan tersebut, bahkan orang-orang selain dari daratan cina.
           Dalam tubuh manusia ada pusat enerji metafisik. Dalam yoga lebih dikenal dengan nama cakra. Pengetahuan tentang cakra ini sebenarnya berasal dari Negeri Timur. Negara-negara Barat termasuk Eropa pada awalnya tidak menganut keyakinan ini, dengan kata lain mereka tidak percaya dengan adanya cakra. Namun seiring berkembangnya ilmu pengetahuan, baik di bidang kesehatan, kedokteran modern atau bela diri, orang-orang Barat mulai banyak yang setuju dengan konsep adanya titik cakra dalam tubuh manusia. Bahkan, mereka sudah menciptakan alat yang bisa melihat cakra dalam waktu yang sangat singkat. Cakra tidak lagi dilihat secara mata batin, tetapi benar-benar muncul dalam perspektif olah digital.
           Dalam yoga, terdapat 7 warna cakra pada tubuh manusia. Dan ternyata warna cakra mempunyai hubungan tersendiri dengan warna batu akik yang dipakai. Disinilah kaitan antara warna cakra, warna batu, dan kesehatan organ tubuh manusia.
- Batu akik merah untuk cakra dasar pada ginjal dan usus besar.
- Batu akik jingga untuk cakra seksualitas pada alat kelamin.
- Batu akik kuning untuk cakra ulu hati.
- Batu akik hijau untuk cakra jantung.
- Batu akik biru untuk cakra tenggorokan.
- Batu akik biru tua untuk cakra mata ketiga, pada mata, hidung, dan telinga.
- Batu akik ungu untuk cakra mahkota pada ubun-ubun.
      Kedua, untuk perhiasan. Batu akik jenis tertentu sangat indah dipandang mata. Selain untuk perhiasan juga untuk meningkatkan kepercayaan diri dan status sosial seseorang. Kita ambil contoh pemberitaan yang masih hangat, yaitu cinderamata tamu-tamu asing dalam Konferensi Asia Afrika di Jakarta-Bandung. Cinderamatanya adalah batu pancawarna asal Garut, Jawa Barat. Berbeda dengan jenis batu dari daerah lain, batu pancawarna Garut berasal dari fosil kayu yang tertimbun jutaan tahun silam di perut bumi. Warna-warna pada batu bisa membentuk lukisan abstrak menyerupai hewan manusia, huruf serta bentuk lainnya. Diperkirakan harganya berkisar sekitar 15 juta rupiah.
      Ketiga, karena mengikuti seseorang. Seseorang disini yang saya maksud adalah orang nomor satu paling berpengaruh di dunia sepanjang masa. Siapa lagi kalau bukan Muhammad SAW. Berdasarkan cerita ulama-ulama besar, Nabi Muhammad SAW memakai batu akik. Batu yang dipakai beliau adalah Yaman. Ulama-ulama besar juga memakai batu akik. Pada umumnya batu yang dipakai adalah Pirus. Dikatakan, jika kita berdoa dengan memakai batu pirus di jari tangan, maka doa kita akan dikabulkan.
      Masih banyak alasan-alasan lain sehingga banyak orang mencari dan memakai batu akik. Setelah membaca sedikit tulisan ini, apakah anda akan mempertimbangkan untuk memakainya? Selamat berakhir pekan!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H