Mohon tunggu...
Vrisko Putra Vachruddin
Vrisko Putra Vachruddin Mohon Tunggu... Guru - Masih Hidup

Mahasiswa Pascasarjana Prodi Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) dan Pendidik di SMK YPM 3 Taman

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menjaga Tradisi dan Budaya Kaum Sarungan dari Pengaruh Westernisasi

30 Oktober 2017   21:46 Diperbarui: 30 Oktober 2017   22:06 2088
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

            Dalam pengaruh luasnya arus globalisasi serta masuknya budaya barat ke Negeri kita Indonesia ini makin banyaknya perubahan yang sangat signifikan terkait budaya kita pada saat ini. Masuknya atau adanya unsur-unsur kebudayaan barat inilah yang disebut dalam dunia pendidikan sebagai westernisasi atau biasa diterjemahkan budaya kebarat-baratan. Budaya barat ialah pola hidup atau cara pandang kaum atau manusia yang tinggal di bumi bagian barat atau yang biasa kita ketahui sebagai benua eropa.

            Baik pengambilan secara keseluruhan atau pecampuradukkan budaya lokal bangsa kita dengan budaya barat semakin merubah cara pandang dan pola hidup bangsa Indonesia ini tak terkecuali kaum sarungan. Kaum sarungan ialah sebutan atau julukan bagi masyarakat atau penduduk yang bertempat tinggal di desa atau pun di sebuah pondok pesantren. Penyebutan kaum sarungan ini karena masyarakat atau penduduk hampir setiap hari memakai sebuah kain yang dilipatkan diantara pusar perut sampai mata kaki. Penduduk ini pemegang dan penganut agama Islam yang kuat yang diaplikasikan dalam hidup sehari-harinya yang biasanya dalam sebuah desa atau pondok tersebut adanya pembimbing atau tokoh agama yang sangat dihormati dan sebagai titik acuan dalam amaliyah dalam beragama.

            Dalam sebuah desa atau pondok ini biasanya terdapat budaya dan tradisi yang sudah sangat mengakar kuat dalam diri kaum sarungan tersebut yang merupakan ciri khas bangsa Indonesia baik terkait menghormati yang tua, sopan santun, tata cara berpakaian serta tata cara berbicara.

            Budaya dan tradisi kaum sarungan ini yang merupakan ciri khas dari mereka lama-kelamaan semakin hilang terkikis oleh zaman ini. Apakah mungkin ini kesalahan orang tau atau guru dalam mendidik atau pun karena pengaruh dari luar (budaya barat) ini yang menjadikan budaya dan tradisi kaum sarungan ini sudah disepelekan dan diabaikan seperti tidak mencium tangan orang yang lebih tua dari pada mereka, berbicara dengan bahasa yang halus dan lembut dan lain sebagainya.

            Semakin miris jika kita melihat kenyataan di masyarakat kita ini, begitu kuatnya arus globalisasi dan westernisasi ini sehingga sangat mempengaruhi anak-anak terutama pada anak sekolah formal yang pengekangan terhadapnya sangat terbatas sehingga pergaulannya terbilang bebas. Sudah banyak bila kita lihat dilingkungan kita anak-anak kecil tidak lagi menghormati orang yang lebih tua bahkan bersalaman pun  ia tidak mau mencium tangannya, remaja hingga dewasa saat ini lebih suka nongkrong di warung bermain game dari pada berkumpul bersama masyarakat dan keluarga untuk tahlilan atau pun tasyakuran.

            Begitu pun juga cara berpakaian dan berbicara anak, remaja hingga dewasa sekarang yang sudah seperti terprovokasi dengan model dan gaya berbicara dan berpakaian orang barat. Hal ini sangat miris karena mereka lah calon pewaris dan penerus Negeri Indonesia kita tercinta ini. Jika hal ini terus berlanjut bukan tidak mungkin budaya dan tradisi kaum sarungan bahkan budaya dan tradisi bangsa Indonesia ini akan hilang.

            Apakah yang salah dari kita semua ini sehingga terjadinya seperti ini?. Apakah karena didikan orang tua yang kurang mengekang dan membatasi pergaulan anak?. Apakah karena didikan guru yang seharusnya lebih memberikan contoh dari pada teori?. Apakah semua ini salah pemerintah yang yang tidak menekan arus globalisasi dan westrenisasi?. Apakah kurangnya upaya pelestarian budaya agar tidak hilang ditelan zaman?. Entahlah hanya masing-masing diri kita sendiri yang bisa menjawab pertanyaan tersebut. Mari kita upayakan dan usahakan agar budaya dan tradisi nenek moyang kita terutama budaya dan tradisi kaum sarungan tidak hilang dikikis oleh zaman dan waktu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun