Mohon tunggu...
Vriska Cherenia
Vriska Cherenia Mohon Tunggu... Mahasiswa - siswa

hobi menggambar

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ibu

20 Mei 2024   08:15 Diperbarui: 20 Mei 2024   08:25 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di Pangkuan Ibu

Di senja yang merona jingga,
Kau hadirkan teduh di antara keriput wajah.
Seperti embun pagi menyentuh rerumputan,
Kasihmu mengalir, tak pernah henti memberi kehangatan.

Dalam pelukmu, dunia terasa damai,
Badai hidup pun berlalu, sekejap sirna.
Kau, ibu, bagai matahari di kala kelam,
Menerangi jalan saat aku tersesat dalam kelam.

Kisah hidupmu, tak berujung perjuangan,
Menapak jejak di tanah penuh pengorbanan.
Setiap langkahmu, tulus tanpa pamrih,
Mengajarkanku cinta sejati, tanpa pamrih.

Di dalam doamu, namaku terpatri,
Harapan dan cinta menyatu dalam bisikan lembut.
Ibu, engkaulah nyala dalam gelapku,
Penopang saat dunia menjauh, pelita yang tak pernah padam.

Kau ajarkan aku arti kekuatan,
Dalam kelembutanmu, tersimpan kekuatan tanpa batas.
Meski lelah, senyummu tetap merekah,
Menghadirkan cinta yang tulus, abadi sepanjang masa.

Ibu, bintang di hatiku,
Cintamu adalah lagu yang tak pernah pudar.
Selamanya, aku akan mengenangmu,
Dalam setiap nafas, dalam setiap doa, kau abadi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun