Memang tetap ada teori dalam astronomi namun jangan buru-buru lega karena jika dipersentase, astronomi berisi 80% hitungan dan 20% teori. Ya, itulah realitanya.
Objek yang menjadi target penelitian astronomi (seringkali) terlampau besar dan jauh dari jangkauan tangan manusia. Maka dari itu, komputasi juga memainkan peran penting dalam analisis astronomi, terutama pemodelan.
Misalnya untuk pemodelan evolusi bintang, ada software bernama MESA (Modules for Experiments in Stellar Astrophysics). Kebetulan saya pernah coba mengutak atik MESA melalui versi web, karena tidak mendukung untuk OS Windows.
Memang hasilnya berupa grafik-grafik jelek seperti gambar di atas, bukan bintang yang indah berkelap kelip seperti citra teleskop luar angkasa.
Dari seluruh grafik itu, kita bisa melihat bagaimana hubungan antara luminositas dan temperatur, rapat massa, dan lain-lain pada bintang dengan massa 3× massa Matahari.
Sekali lagi, salah besar jika ada yang mengatakan astronomi adalah ilmu untuk meramal nasib seseorang. Bintang-bintang di langit sama sekali tidak bertanggung jawab atas nasib seorang manusia.
Saya berharap semoga penyebaran ilmu astronomi dapat lebih masif lagi. Sehingga angka sangkaan mbah dukun, mistis, dan kawan-kawannya pada pembelajar astronomi dapat lebih berkurang ke depannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H