Beberapa teman tetap sibuk di kala sedang cuti dan pergi liburan. Sibuk ditelepon rekan kerja atau boss, sibuk buka laptop, sibuk mengarahkan rekan kerja untuk suatu pekerjaan.
Saya sendiri belum pernah seperti itu. Liburan ya liburan, cuti ya cuti, kerja ya kerja.
Liburan adalah sesuatu yang penting. Karena berlibur bertujuan untuk refreshing. Artinya menyegarkan kembali pikiran dan energi. Ibarat Hand phone, baterenya perlu di-recharge agar tetap menyala. Dengan berlibur, diharapkan sekembalinya dari berlibur, seorang karyawan kinerjanya kembali meningkat. Yang diuntungkan berarti kedua belah pihak, yaitu karyawan dan perusahaan.
Jadi kalau sedang cuti atau libur tetap memikirkan pekerjaan, apa artinya liburan?
Kalau memang masih ada pekerjaan yang tidak bisa ditinggalkan, mengapa tidak menunda liburan/cuti?
Dalam kondisi musim mudik karena libur panjang lebaran, yang ditambah ketetapan pemerintah mengenai cuti bersama, apakah masih juga harus memikirkan pekerjaan?
Kalau iya, seharusnya sebutannya WFA (Work From Anywhere) dengan keringanan. Dan seharusnya tetap dibayar atau cutinya tidak dipotong.
Dengan keringanan, maksudnya load kerja dikurangi karena mungkin ada saat sedang dalam perjalanan sehingga tidak memungkinkan terhubung dengan Internet, jika memang pekerjaannya harus online. Atau jika ada target yang dipenuhi, mungkin diberi keringanan boleh diselesaikan di jam berapapun, yang penting dalam satu hari itu, target terpenuhi.
Penting bagi perusahaan untuk menghormati privacy karyawan yang sedang cuti. Dari sisi karyawan sendiri, sebaiknya mempersiapkan diri jauh-jauh hari, jika memang sudah berencana cuti.
Semua pekerjaan diselesaikan, atau didelegasikan kepada pengganti sementara. Semua petunjuk agar rekan kerja yang menjadi pengganti sementara dapat melakukan tugasnya, harus sudah disiapkan. Dengan demikian dia bisa cuti dengan merdeka, tanpa diganggu.