Mohon tunggu...
Veronika Gultom
Veronika Gultom Mohon Tunggu... Administrasi - https://vrgultom.wordpress.com

IT - Data Modeler | Teknologi untuk semua orang, maka semua orang perlu melek teknologi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Suku Batek, Orang Asli di Malaysia yang Mirip Orang Papua

16 Januari 2025   00:58 Diperbarui: 16 Januari 2025   06:21 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suku Batek (sumber: id.wikipedia.org)

Beberapa tahun lalu, saya berkesempatan mengunjungi Taman Negara Pahang, Kuala tahan di Malaysia. Taman negara terletak di Semenanjung Malaysia dan mulai ada dan dikelola sejak tahun 1938. Wilayah ini dapat ditempuh dengan mobil dari Singapura, dengan melewati perbatasan Singapura-Malaysia, sekitar 7 sampai 8 jam. Atau dari Kualalumpur menggunakan mobil, dengan jarak tempuh sekitar tiga jam.

Ternyata taman negara ini adalah taman hutan hujan tropis tertua di dunia (menurut Wikipedia), dengan luas sekitar 4343 km persegi. Awalnya hutan hujan tropis ini dikenal dengan nama King George V National Park, setelah Theodore Hubback, seorang Engineer Inggris melobi sultan Trengganu, Pahang, dan Kelantan, untuk menyediakan lahan tanah yang mencakup tiga negara bagian itu, untuk dijadikan area yang dilindungi. Setelah Malaysia merdeka, nama area ini berubah menjadi Taman Negara atau National Park dalam Bahasa Inggris.  

Ada banyak hal menarik yang bisa kita lihat dan beragam aktivitas yang dapat dilakukan di sini. Beberapa diantaranya, hiking mendaki bukit sambil melihat dan belajar banyak hal di hutan yang dilewati sepanjang trek hiking. Pohon-pohon besar yang usianya ratusan tahun, bunga-bunga besar, dan beberapa binatang liar yang dilindungi masih bisa kami lihat di sana. Selain itu aktivitas bermain-main di sungai dan canopy walk cukup menarik buat "orang kota" yang lebih sering melihat gedung dan kendaraan di habitat sehari-harinya.

Yang paling berkesan adalah kunjungan ke kampung orang asli. Untuk sampai ke kampung orang asli, saat itu kami harus berperahu menyusuri sungai.

Ketika pertama kali bertemu dengan orang asli yang tinggal di Taman Negara, pikiran saya langsung mengingat saudara-saudara sebangsa setanah air di Papua. Ada kemiripan dari warna kulit dan tekstur wajah serta rambut yang keriting.

Orang asli di Taman Negara ini, hidup dalam kesederhanaan, dengan hanya memenuhi kebutuhan dasar saja, yaitu sandang, pangan, dan papan. Tempat tinggal mereka pun sederhana saja. Dinding-dindingnya tidak terbuat dari tembok seperti rumah-rumah jaman now. Mungkin karena mereka hidup berpindah-pindah di sekitaran Taman Negara, sehingga tempat tinggal mereka pun tidak dibuat sebagai bangunan permanen.

Ada dua etnik orang asli yang tinggal di area Taman Negara ini, yang kami temui dalam kunjungan saat itu. Mereka berasal dari etnik Batek dan Semokberi. Sepintas mereka terlihat sama, tetapi ternyata ada perbedaan. Etnik Batek, perawakannya lebih pendek, kulitnya lebih gelap, dan rambutnya keriting ikal. Sementara etnik Semokberi, memiliki rambut yang lebih bergelombang. Etnik Batek inilah yang saya lihat banyak kemiripan dengan etnik Papua di Indonesia.

Orang asli dari etnik Batek, pertama kali didokumentasikan pada tahun 1878 oleh orang Eropa. Kebanyakan dari mereka hidup di area sekitar Taman Negara National Park. Mereka tidak menggunakan bahasa Malay, tetapi mereka menggunakan bahasa mereka sendiri. Dimana, menurut beberapa sumber, pengguna bahasa itu hanya sedikit saja.

Etnik Batek dikelompokan sebagai suku Negrito, yaitu sebutan untuk kelompok orang berkulit gelap, berperawakan kecil (mungkin dibandingkan dengan perawakan orang Eropa yang tinggi besar), yang tinggal di Oseania dan bagian tenggara Asia.

Orang asli yang hidup di semenanjung Malaysia sendiri, menurut berita ada 18 suku. Dan Negrito adalah suku yang tertua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun