Mohon tunggu...
Veronika Gultom
Veronika Gultom Mohon Tunggu... Administrasi - https://vrgultom.wordpress.com

IT - Data Modeler | Teknologi untuk semua orang, maka semua orang perlu melek teknologi

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence Pilihan

Perang Teknologi Artificial Intelligence Rusia vs Ukraina

7 Januari 2025   23:34 Diperbarui: 8 Januari 2025   21:50 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi implementasi AI di Rusia (sumber: www.cna.org)

Presiden Rusia, Vladimir Putin, memerintahkan pemerintah Rusia untuk menjalin hubungan kerja sama dengan China dalam hal teknologi Artificial Intelligence (AI). Mengapa dengan China?

China adalah produsen microchip terbesar di dunia, di mana microchip dibutuhkan oleh Rusia untuk memenuhi ambisi membangun teknologi AI, agar dapat bertahan dalam perang dengan Ukraina. Sementara itu, produsen-produsen microchip terbesar lainnya sudah menghentikan export ke Rusia, akibat sanksi dari dunia Barat yang membatasi akses Rusia ke teknologi.

Microchips untuk membangun teknologi AI ini adalah AI chips yang dibuat secara khusus untuk menangani tugas-tugas AI seperti Machine Learning (ML), Natural Language Processing (NLP), dan analisa data dalam jumlah yang besar.

Instruksi itu diberikan tiga minggu setelah Putin mengumumkan bahwa Rusia akan bergabung dengan BRICS partner dan negara lainnya, dalam hal pengembangan teknologi AI. BRICS sendiri adalah aliansi dari Brazil, Rusia, India, China, South Africa. Awalnya aliansi ini dibentuk pertama kali pada tahun 2006 dengan nama BRIC, dan melaksanakan BRIC summit yang pertama pada 16 Juni 2009. Mereka kemudian menambah anggota baru pada 2010, yaitu South Africa, sehingga kemudian menjadi BRICS, dimana huruf S mewakili South Africa.

Per tanggal 1 Januari 2025 ini, Indonesia juga telah bergabung sebagai BRICS partner. Bahkan per tanggal 7 Januari 2025, dikabarkan bahwa Indonesia menjadi anggota penuh BRICS.

Saat ini, Rusia sendiri ada di ranking ke-31 dari 83 negara dalam hal implementasi AI, inovasi, dan investasi, menurut urutan pada tortoisemedia.com. Urutan tiga besar pertama adalah US, China, dan Singapura. Sementara India ada di urutan ke-10, Indonesia di urutan ke-49, dan Ukraina di urutan ke-55.

Sebenarnya, bagaimana AI dapat membuat Rusia bertahan dalam perang dengan Ukraina?

Menurut beberapa berita, teknologi AI diharapkan dapat membantu menjadi sebuah tool yang powerful dalam menganalisa data dan informasi yang dihasilkan dari berbagai sistem, senjata, dan prajurit di lapangan. Nampaknya semua peralatan perang mereka sudah menggunakan teknologi IOT, sehingga dapat mengirimkan data dan informasi kepada operator selama peperangan.  Data tersebut dipakai untuk melatih AI yang pada akhirnya dimaksudkan untuk merespon kekuatan, pergerakan, dan tindakan musuh dengan lebih tepat.

Ternyata perang jaman sekarang, bukan seperti perang jaman baheula yang mengandalkan informasi dari mata-mata saja. Karena mata-mata hanya mengandalkan panca indera yang rentan salah. Kesalahan tersebut dapat disebabkan karena salah menangkap maksud dari sebuah informasi, salah dengar, lupa apa yang didengar dll. Panca indera manusia juga memiliki keterbatasan dalam menangkap jumlah data. Hanya sedikit data saja yang dapat dikumpulkan secara manual oleh panca indera manusia.

Selanjutnya, mungkin peralatan yang lebih canggih, seperti alat perekam, alat penyadap, dll, mulai digunakan.Tapi itu pun mengolahnya masih manual.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun