Filipina adalah sebuah negara dimana mayoritas penduduknya beragama Katolik (sekitar 86%). Maka tidak heran jika setiap perayaan misa, gereja-gereja yang umumnya besar dan luas dipenuhi umat.
Banyak gereja-gereja dengan arsitektur yang eksotik, yang dibangun berabad-abad yang lalu berdiri dengan megah. Filipina juga pernah menjadi satu-satunya negara di Asia yang mayoritas penduduknya adalah Katolik (Kristiani). Baru kemudian setelah Timor Leste lepas dari Indonesia, Timor Leste menjadi negara dengan mayoritas penduduknya beragama Katolik, yaitu sekitar 93%, melebihi persentase penduduk Filipina yang beragama Katolik.
Penyebaran agama Katolik ke Filipina dimulai sejak awal kolonialisme Spanyol di wilayah itu, yaitu abad ke-16. Â
Salah satu wilayah dengan gereja-gereja tua yang megah adalah Iloilo city, yang terletak di sebelah Barat Visayas. Iloilo city, sebuah kota tua bersejarah yang dapat ditempuh dalam waktu 1 jam 20 menit Jika menggunakan pesawat dari Manila, atau sekitar 16 jam menggunakan mobil, dari Manila ke Iloilo city. Nama airpornya adalah Iloilo airport.
Saya memutuskan untuk menginap satu malam di kota Iloilo, setelah menghabiskan waktu liburan di Pulau Gigantes selama tiga hari bersama teman-teman orang Filipina dari Manila. Pulau Gigantes masih bagian dari provinsi Iloilo.
Sengaja saya menambah waktu liburan di kota ini, karena ingin melihat keindahan gedung-gedung gerejanya, setelah sebelumnya jatuh cinta dengan keindahan gedung-gedung gereja tua di Manila. Lagi pula mumpung sudah di sini, maka sekalian saja.
Jadilah saya tinggal semalam di Iloilo city, sementara teman-teman lain kembali ke Manila.
Karena niatnya memang ingin mengunjungi gedung-gedung gereja, maka setelah menaruh barang-barang bawaan di hotel yang tidak jauh dari airport, dan membersihkan diri, maka saya langsung lanjut menuju gedung gereja terdekat dulu. Saya memutuskan untuk menggunakan taxi mengingat waktu yang hanya satu hari saja.
Besok sorenya sudah harus ke airport untuk pulang. Jika ada banyak waktu, mungkin saya akan mencoba menggunakan Jeepney, semacam angkutan kota di Indonesia, sambil uji nyali dan juga menguji beberapa kata dalam bahasa Tagalog yang sempat saya serap selama tinggal di Manila beberapa waktu. Â
Karena waktu yang terbatas, saya hanya dapat mengunjungi tiga gereja saja. Namun sepanjang perjalanan yang saya lewati ada beberapa gedung gereja tua yang nampaknya juga menarik.