Transaki di Negara ASEAN, Lebih Praktis dengan QR Code

Tentu pembayaran dengan QR Code yang berlaku sama di seluruh negara ASEAN ini, bukan  hanya memudahkan para turis, tetapi juga menguntungkan UMKM di seluruh negara ASEAN. Ingat, UMKM adalah ujung tombak perekonomian. Saya kira hal ini berlaku dimana-mana, bukan cuma di Indonesia.

Pembayaran dengan menggunakan metoda QR Code, seperti QRIS di Indonesia, tidak dibebani biaya-biaya, seperti misalnya tambahan 3% jika menggunakan kartu kredit, atau biaya transfer antar bank dari negara asal ke negara tujuan. Menurut berita beban-beban biaya seperti itu tidak ada. Jadi tentu selain praktis, biaya jadi lebih murah. Mudah-mudahan kursnya juga bagus. Sementara untuk merchant yang menerima pembayaran dengan QR Code, biayanya pun tidak terlalu memberatkan. Jadi dari pihak pembeli dan penjual, sama-sama praktis, tidak repot, dan tidak mahal.

Oh ya, praktisnya juga termasuk tidak perlu memikirkan kembalian uang. Karena kalau kita di negara asing yang cuma dikunjungi sekali setahun, kadang gak ngeh dengan nilai uang negara tersebut. Dulu saya pernah mengalami, mau bayar sesuatu ngitung duitnya lama, karena kurang familiar dengan nilai uang mereka. Sementara kalau kita kasih uang pecahan besar, ternyata selisih antara yang harus dibayar dengan pecahan besar itu terlalu jauh, sehingga pedagang tidak mau terima juga. Permasalahan ini dapat diatasi jika ada metoda pembayaran dengan QR Code yang langsung terhubung dengan akun bank di negara asal. Karena bayarnya pasti pas sesuai jumlah yang harus dibayar, ditambah tip jika berkenan. 

Jadi jelas, pembayaran dengan menggunakan QR Code yang berlaku se-ASEAN, akan sangat memudahkan, praktis, murah, dan aman. Serasa punya satu mata uang untuk se-ASEAN. Tak perlu lagi membawa USD di sekitar negara ASEAN untuk antisipasi susah menukar mata uang negara tertentu di suatu negara ASEAN. ASEAN "satu mata uang" dengan menggunakan QR Code membuat ASEAN menjadi tuan rumah di regionalnya sendiri. USD di ASEAN, minggir dulu!

Mudah-mudahan sistem pembayaran dengan QR Code  ini juga berlaku untuk remittance, yang tentu akan memudahkan para pekerja di luar negaranya masing-masing, yang masih se-ASEAN, untuk transfer uang ke negaranya. Murah, praktis, cepat, dan tentunya aman. Jika QR Code belum berlaku untuk remittance (transfer antar negara) pun, saya yakin QR Code payment yang berlaku se-ASEAN akan membuka peluang berlakunya remittance yang murah, aman, dan cepat sampai. Karena sistem pembayaran dengan QR Code ini, akan mengawali kerja sama ekonomi antar negara ASEAN. Semoga ide regional payment connectivity ini didukung oleh seluruh negara ASEAN, demi meningkatkan pertumbuhan ekonomi semua negara ASEAN.  Bravo ASEAN!

Menurut berita yang disampaikan oleh Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, pada peluncuran QRIS antar negara, Bank Indonesia bukan hanya akan menyambungkan sistem pembayaran QRIS ke negara-negara ASEAN, tetapi juga ke seluruh dunia. Hanya saja akan dimulai dari ASEAN dulu. Bahkan sebenarnya, sudah ada kerja sama dengan Jepang juga. Kalau semua itu tercapai, asyik juga. Persiapan kunjungan dinas atau liburan ke luar negeri gak perlu lagi repot cari money changer dan menghitung kira-kira berapa kebutuhan cash di negara yang akan dituju. Tapi hati-hati, jangan sampai kebablasan belanja segala macam karena bayarnya tinggal scan. Sistem pembayaran menggunakan QR Code ini tetap dibayar pake duit lho, cuma jadi lebih praktis, mudah, murah dan aman saja karena tidak perlu bayar-bayar pake uang cash. Jadi tetap tahan diri makan dan belanja di luar negeri, jangan sampai lewat batas budget maximal. Angkat jempol buat Bank Indonesia yang sudah mengusahakan kerja sama sistem pembayaran berbasis QR Code yang mendunia ini.

#bankIndonesi #ASEAN #Sistempembayaran

 (VRGultom)