Mohon tunggu...
Veronika Gultom
Veronika Gultom Mohon Tunggu... Programmer/IT Consultant - https://vrgultom.wordpress.com

IT - Data Modeler; Financial Planner

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Pengalaman Buruk dan Baik Menginap di Hotel

13 April 2023   20:03 Diperbarui: 14 April 2023   03:01 1808
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi hotel (SHUTTERSTOCK/Boyloso)

Hotel pertama yang saya booking sendiri untuk liburan adalah sebuah hotel di Phuket. Ketika itu saya pergi berdua bersama seorang teman, dengan tujuan Kuala Lumpur Dan Phuket. Teman saya bertugas mencari hotel di Kuala Lumpur, sementara saya mencari hotel di Phuket. 

Saat itu bukan kali pertama saya menginap di hotel, demikian pula dengan teman saya. Namun itu kali pertama buat saya memesan hotel sendiri menggunakan uang sendiri untuk keperluan pribadi. 

Sebelum-sebelumnya dibayarin kantor untuk keperluan kantor, dan dipesankan kantor. Hotel yang dibiayai kantor biasanya bukan abal-abal. Hotel mewah bintang lima, karena biasanya sekalian di tempat yang sama dengan kegiatan, misalkan seminar, training, dsj. 

Nah, kali ini saya harus memesan hotel sendiri, untuk keperluan sendiri, pakai uang sendiri. Berhubung budget terbatas, sudah pasti hotelnya pun sesuai kemampuan pribadi.

Kebetulan saya lebih menyukai area yang tidak terlalu hingar bingar, maka saya tertarik dengan hotel dengan tag line "located in a quiet place" atau berlokasi di tempat yang tenang. Saat itu saya memesan lewat layanan reservasi hotel online.

Sesampainya di Phuket, ternyata tempat itu benar-benar berada di tempat yang tenang karena jauh dari keramaian, dan lebih cocok untuk menyepi. Kalau dibandingkan dengan jaman sekarang, dalam bahasa hiperbola bisa dikatakan jauh dari peradaban he..he..he. Kami kesulitan dengan transportasi untuk pergi kemana-mana, karena tujuan kami memang berlibur dan bersenang-senang, bukan untuk menyepi. 

Belum lagi waktu yang terbuang percuma di jalan karena jarak yang cukup jauh dari tourist area. Pulang pun takut kemalaman, karena transportasi yang kami sewa hanya mau mengantar sampai jam tertentu saja. Itu pun ongkosnya mahal karena jarak yang jauh. Maka keesokan paginya, kami memutuskan untuk mencari hotel yang lebih dekat ke area turis. Beruntung saat itu bukan peak season, sehingga tidak sulit mencari hotel di area turis.

Pengalaman itu ternyata berulang beberapa waktu kemudian, karena saya masih belum ngeh juga. Saat itu, saya bersama seorang teman lain berbagi tugas membuat itinerary perjalanan liburan kami. Saya kebagian tugas mencari hotel di Lombok. 

Sementara teman saya menentukan tempat-tempat yang hendak kami kunjungi. Lagi-lagi saya memilih hotel dengan keterangan "located in a quiet place". Dan kejadian lagi. Hotelnya berada di tempat sepi, jauh kemana-mana ha..ha..ha.. Bahkan ketika kami tiba di hotel pada malam hari sekitar jam 8 an, hotel tidak lagi menyediakan makan. Kebetulan hari itu menjelang hari Nyepi, jadi kami harus naik taksi untuk mencari makanan. Ternyata cari taksi pun susah. 

Perjalanan dari hotel ke tempat makan menghabiskan waktu 1 jam, berarti pulang pergi 2 jam. Padahal itu hanya untuk makan malam. 

Dan keesokan harinya, seharusnya kami pergi ke tiga tempat, namun kenyataannya waktu kami habis di jalan karena jarak antara hotel tempat wisata yang cukup jauh. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun