Mohon tunggu...
Veronika Gultom
Veronika Gultom Mohon Tunggu... Programmer/IT Consultant - https://vrgultom.wordpress.com

IT - Data Modeler; Financial Planner

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sederhana itu Merdeka Jiwa dan Raga

18 Maret 2023   21:47 Diperbarui: 18 Maret 2023   22:14 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: seattlemedium.com

Dilarang pamer kekayaan, bukan berarti dilarang kaya. Dilarang pamer kekayaan juga bukan berarti harus pamer kemiskinan. Dilarang pamer kekayaan bukan berarti tidak boleh menggunakan motor gede. kalau punyanya cuma itu gimana? Kalau punyanya karena dikasih orang atau hadiah gimana? Kalau punyanya hasil membeli dari nabung bertahun-tahun, kerja keras, atau emang mampu dan suka motor gede gimana? Kalau pajaknya dibayar sesuai aturan gimana? Emang ada yang salah?

Yang salah itu adalah tindakan melawan hukum setempat. Misalnya korupsi, menganiaya orang, memanfaatkan orang lain untuk melakukan kejahatan demi kepentingan pribadi, mencuri, memalak orang, menerima suap, memanipulasi data pajak orang lain, dan seterusnya. Selengkapnya silahkan dilihat di dalam Kitab Undang-Undang Hukum yang berlaku, atau mungkin mas ChatGPT bisa memberikan daftarnya.

Yang salah namun tidak ada dalam UU hukum maupun UU negara itu adalah iri hati dengan orang lain disertai rendah diri dengan keadaan diri sendiri, merasa diri orang kecil, merasa diri tidak mempunyai privilese, merasa lebih tinggi dan punya power karena dia pikir dia punya privilese yang bisa dipakai untuk menakut-nakuti orang lain, menekan orang lain, atau menindas orang lain.

Padahal semua orang memiliki privilese untuk hidup bahagia menurut cara yang dia pilih. Kalau bahagianya dia menggunakan kendaraan dengan harga miliaran setiap hari bersama-sama dengan orang-orang lain, so what gitu lho? Kalau biasanya seseorang menggunakan kendaraan miliaran, terus sekali-kali ganti menggunakan kendaraan harga belasan juta karena ingin menikmati angin sepoi-sepoi, berkendara dibawah rintik hujan, atau kadang-kadang ingin menggunakan kendaraan yang harga puluhan juta, emang salahnya dimana?

Tahu gak, kalau kendaraan harga belasan juta itu, itungan biaya yang dikeluarkan lebih mahal daripada kendaraan yang miliaran. Yang miliaran, sekali jalan cuma Rp. 6000,- gak peduli jarak dekat atau jarak jauh.  Sedangkan kalau kita menggunakan kendaraan yang belasan juta doang, untuk jarak paling dekat, biaya yang dikeluarkan Rp. 15000,- Kalau jarak jauh lebih mahal lagi, bisa mencapai Rp. 50000,- bahkan lebih.  Itu sekali jalan. Kalau pulang pergi, bisa Rp. 100000,- Jadi mau pilih yang mana? Kalau saya sih kendaraan yang harganya miliaran saja. Murah, cepat sampai, anti macet pula. Itulah privilesenya menggunakan kendaraan harga miliaran. Presiden sekalipun, harus menggunakan jasa  pengawal dan pasang sirine untuk bisa lewat di jalan tanpa macet. Tapi kendaraan yang harganya miliaran ini, gak perlu menyalakan sirene untuk lewat tanpa terjebak dalam kemacetan. Keren kan!

Tapi ngapain juga usil dengan presiden dan yang lainya ya?! Yang penting kewajiban pajak masing-masing dibayar kan?!  Mematuhi  aturan dan undang --undang  yang berlaku. Lha kalau Pak Pres gak dikawal dan tidak menyalakan sirine malah menyalahi aturan.

Pamer kemiskinan? Ah gak perlu! Masih banyak orang yang lebih miskin di luar sana tapi sikapnya biasa-biasa saja. Gak perlulah sombong seolah-olah termiskin di dunia. Pamer kekayaan? Gak perlu juga! Malu kalau ketemu orang yang lebih kaya. Privilese tiap orang yang kurang disadari adalah untuk hidup apa adanya, biasa-biasa aja, tidak didikte orang lain untuk mengendarai kendaraan yang mahal atau murah, tidak didikte orang lain untuk jangan pamer kekayaan, tidak juga untuk pamer kemiskinan. Sederhana itu masalah sikap hidup, hati, dan pola pikir. Bukan tentang kaya atau miskin.

Pamer di medsos? Suka-suka lah...yang tahu maksud dan tujuannya apa cuma orang itu sendiri. Kalau ada yang mempermasalahkan, itu urusan masing-masing. Intinya jangan minder dan percaya diri saja dengan keadaan diri sendiri. Sederhana itu adalah menjadi orang yang merdeka jiwa raga! (VRGultom)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun