Dengan adanya ChatGPT, seorang programmer seharusnya akan lebih cepat meningkat "karirnya". Bukan lagi hanya sekedar membuat script pemrograman sesuai pesanan, tetapi juga sekaligus berinisiatif menganalisa, apa kira-kira yang akan dibutuhkan dan seperti apa seharusnya alur programnya untuk membuat sebuah sistem yang handal dan sesuai kebutuhan. Inisiatif menganalisa ini tidak bisa diserahkan kepada ChatGPT.Â
Kalau idenya sudah terbentuk baru bisa dipesan solusinya. Istilahnya, seorang analis akan berpikir mengenai solusi, sementara seorang programmer tok hanya bisa membuat script pemrograman sesuai pesanan. Nah bagian inilah yang bisa dikerjakan oleh ChatGPT.
Tuntutan pekerjaan memang menjadi lebih tinggi dengan kemajuan teknologi, walaupun belum tentu diiringi meningkatnya penghargaan alias gaji. Namun daripada tergusur oleh teknologi dan menjadi pengangguran teknologi, sebaiknya para programmer juga menyesuaikan diri.
Tentu saja hal-hal seperti ini perlu dipersiapkan juga oleh lembaga pendidikan. Para mahasiswa harus dipersiapkan bukan hanya untuk menjadi seorang pembuat script pemrograman, tetapi menjadi seorang analis.
Bagaimana dengan orang-orang yang lahir lebih dulu daripada generasi sekarang? Justru mereka beruntung berkesempatan mempelajari sesuatu yang sekarang sudah tidak dipelajari lagi atau hanya sedikit dipelajari.Â
Para generasi terdahulu, seharusnya dapat dengan mudah menyesuaikan diri karena mereka sudah mempelajari dasar pengetahuannya dan juga menggunakannya, jauh sebelum suatu teknologi baru lahir. Jadi seharusnya tidak ada masalah, kecuali memang pengetahuan dasarnya tidak cukup kuat.Â
Sekarang saja, para lulusan teknologi informatika kebanyakan lebih mengerti produk daripada konsep. Maka ketika berganti produk, mereka kesulitan. Padahal jika mereka mengerti konsep, apapun produknya, tidak akan sulit untuk beradaptasi.
Generasi sekarang mungkin akan lebih mudah beradaptasi menggunakan teknologi baru, tetapi generasi sebelumnya selain dapat menyesuaikan diri dengan teknologi baru, juga mengerti apa dan bagaimana di balik teknologi tersebut. Jadi mereka pasti lebih tahu bagaimana seharusnya menggunakan teknologi tersebut.Â
Ibarat penyair handal, meskipun bentuk puisi awal adalah buatan ChatGPT, tetapi dia tetap tahu bagaimana mengedit puisi tersebut agar tetap menunjukan karakter khas sang penyair. Tentu berbeda dengan orang yang hanya sekedar request dibuatkan oleh ChatGPT, meskipun dengan menyebutkan permintaan dengan detail.Â
Jadi, seorang ahli, termasuk programmer, tidak akan terlalu mudah disingkirkan oleh teknologi AI semacam ChatGPT. Maka jadilah ahli seahli-ahlinya apapun bidang pekerjaannya. Seorang programmer handal, justru akan dapat membantu mengembangkan ChatGPT menjadi lebih baik.Â