Mohon tunggu...
Veronika Gultom
Veronika Gultom Mohon Tunggu... Programmer/IT Consultant - https://vrgultom.wordpress.com

IT - Data Modeler; Financial Planner

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Cara Mengenali Website Scam

14 November 2022   23:18 Diperbarui: 29 November 2022   11:16 949
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Pig Butchering scam yang menargetkan investor kripto. Sumber: Forbes/Stephanie Jones via Kompas.com

Seorang wanita di Jawa Barat, korban pig butchering crypto scam, rugi 500 jutaan (berita kompas.com). Ternyata bukan cuma orang Indonesia korbannya, tetapi ada orang asing dari Amerika yang juga menjadi korban. 

Pig butchering adalah istilah peternakan, dimana ternak digemukan dulu agar dagingnya menjadi banyak dengan tujuan disembelih. Metoda penggemukan ini tidak hanya untuk binatang babi. Sapi potong juga digemukan dulu supaya dagingnya banyak. Mungkin mengambil istilah babi karena bentuk badan babi yang bulat. 

Celengan pun dalam bahasa Inggris disebut "Piggy Bank". Karena bentuk badan babi yang bulat gemuk dianggap dapat menampung isi lebih banyak. Sementara kalau sapi lebih banyak lekukan jadi mungkin ruang/volumenya dianggap tidak maksimal untuk menyimpan uang.

Modus Pig Butchering scam adalah menunjukan diri sebagai orang yang sukses berinvestasi dan kemudian mendekati orang-orang di medsos, yang pastinya sudah dipilih yang kira-kira punya uang. Si penipu berusaha menjerat calon korban dengan cara "mengajari" calon korban cara berinvestasi secara online, entah itu crypto, atau jenis investasi online lainnya.

Calon korban dipandu untuk membuat akun di web site yang linknya diberikan oleh si penipu dan dengan modus mengajari, si penipu memandu korban untuk mulai menginvestasikan sejumlah uang. 

Awalnya semua berjalan dengan lancar hingga si korban menginvestasikan lebih banyak uang dengan harapan mendapat keuntungan lebih besar. Dan ketika uang yang diinvestasikan sudah dianggap cukup untuk dipanen oleh si penipu, mulailah terjadi "ketidak beresan". Misal uang hanya bisa diambil jika investor menambah investasi minimal sekian-sekian. Jenis penipuan ini mirip dengan investasi bodong "financial.org".

Sumber foto: bitdefender.com
Sumber foto: bitdefender.com

Jadi bagaimana menghindarinya?

Alarm yang pertama, ingatlah selalu bahwa tidak ada investasi yang keuntungannya "terlalu" tinggi, cepat berkembang, dan anti rugi. Jika ada iming-iming salah satu ciri tersebut, lebih baik selidiki dulu mengenai investasi yang ditawarkan.

Selanjutnya, check websitenya. Apakah website itu dapat dipercaya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun