Mohon tunggu...
Cornelia A.
Cornelia A. Mohon Tunggu... profesional -

Guru Kimia

Selanjutnya

Tutup

Nature

Kembang Merak sebagai Pohon Alternatif di Lahan Kritis

8 September 2013   17:23 Diperbarui: 24 Juni 2015   08:11 2110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1378635575944216303

Kembang Merak atau Caesalpinia pulcherrima adalah tanaman perdu menahun yang termasuk famili Fabaceae atau Leguminoceae, Subfamili Caesalpinioideae. Tanaman ini berasal dari bagian Barat India dan merupakan flora nasional Barbados. Tanaman ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

- memiliki akar tunggang

- tergolong dikotil

- batangnya berbentuk bulat, tumbuh tegak lurus dengan pola percabangan sympodial, dan berduri tajam

- daunnya tergolong daun majemuk menyirip rangkap dua (bipinatus)

-bunganya berwarna orange kemerahan atau kuning merupakan bunga majemuk

Tanaman ini sudah sejak lama dikenal sebagai tumbuhan yang berkhasiat obat. Namun bukan itu yang akan dituliskan di sini. Di sini saya tertarik untuk memanfaatkan tanaman ini sebagai tanaman alternatif untuk rehabilitasi lahan kritis.

Lahan kritis adalah lahan sudah kehilangan fungsi ekosistem dan produktivitasnya, sehingga menyulitkan bagi tanaman apapun untuk tumbuh di sana. Tanahnya labil, sehingga amat mudah terkikis oleh air.

Rehabilitasi lahan kritis membutuhkan kesabaran, karena tidak dapat berlangsung cepat. Pada umumnya penanaman harus dilakukan berulang kali untuk mengganti tanaman yang mati. Untuk itu dibutuhkan biaya yang tidak sedikit. Kegagalan rehabilitasi lahan kritis salah satunya disebabkan oleh karakteristik tanaman yang tidak sesuai dengan kondisi lahan.

Tanaman yang ditanam di lahan kritis harus tanaman yang memiliki ketahanan hidup yang tinggi. Salah satu tanaman yang memenuhi syarat untuk itu adalah Kembang Merak ini. Tanaman ini sangat mudah tumbuh di lahan yang bersifat basa, asam, miskin unsur hara, dan tahan terhadap kekeringan. Tumbuhan ini sangat cepat tumbuh. Dalam waktu 1 tahun saja, bisa mencapai ketinggian 2 m. Perkembangbiakannya lewat biji. Perkecambahan bisa dipercepat dengan merendam bijinya yang sudah tua dalam air selama 1 – 2 malam. Alasan lain mengapa tanaman ini cocok untuk rehabilitasi lahan kritis adalah karena daun dan bunganya yang mudah rontok. Daun dan bunga yang rontok ini akan jatuh ke tanah dan membusuk, lama kelamaan akan terbentuklah humus. Selain itu, bunganya akan mengundang lebah dan serangga lain untuk hinggap, sehingga mempercepat proses penyerbukan.

Salah satu kekurangannya hanyalah karena tanaman ini tergolong tanaman usia pendek. Tidak seperti mahoni atau tanaman pelindung lainnya yang bisa tahan sampai ratusan tahun. Maka setelah jangka waktu 10 tahun, tanaman ini perlu diganti. Tapi selama waktu tersebut, diharapkan karakteristik lahan sudah bergeser, bukan lagi termasuk kategori lahan kritis.

Dengan bijinya yang banyak dan mudah tumbuh, diharapkan tanaman ini bisa menjadi solusi untuk mempercepat rehabilitasi lahan kritis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun